BANYUWANGI, ( JKN ) – Terkait adanya perubahan komoditi perkebunan yang sebelumnya sebagai Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan tanaman Kayu gamelina, seluas 350 Ha dirubah menjadi tanaman hortikultura yang ada di bawah lereng gunung ijen kini telah menimbulkan dampak banjir lumpur yang sangat luar biasa dikala musim hujan seperti saat ini.
Hujan deras di lereng Ijen yang turun hari kamis (15/3/2018) mulai sekitar pukul 12.00 WIB, mengakibatkan Sungai Kalibendo, Kec. Glagah, Sungai Slewung, Kec. Kalipuro, Sungai Sukowidi Kec. Banyuwangi meluap dengan aliran sangat deras membawa material lumpur pekat, Luapan air bercampur lumpur menimbulkan dampak kerusakan pada rumah warga dan sejumlah fasilitas umum yang berada di bawah lereng gunung ijen.
Hal ini mengundang perhatian dari salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Peduli Rakyat Indonesia (LSM LP-RI) Sujiyono sangat menyayangkan musibah banjir lumpur yang sedang melanda kawasan lereng ijen yang diduga adanya alih fungsi lahan dari tanaman hutan industri (HTI) menjadi tanaman holtikultura.
“Saya selaku aktivis sekaligus warga banyuwangi sangat menyayangkan dan prihatin kepada warga masyarakat lereng ijen yang terkena musibah banjir lumpur yang diakibatkan adanya alih fungsi lahan yang dilakukan oleh PT.Lidjen, ujar jiyon sapaan akrabnya.
Bahkan sujiyono menambakan berharap kepada pemerintah kabupaten banyuwangi dan Dinas terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pertanian untuk bertindak tegas menyikapi alih fungsi lahan yang dilakukan PT.Lidjen yang tentu saja sudah menyalahi aturan.
“Saya berharap kepada pemerintah kabupaten dan Dinas-Dinas terkait untuk bertindak tegas kepada PT.Lidjen yang telah melakukan alih fungsi lahan tanpa melihat dampak yang ditimbukan pada masyarakat yang berada di bawah lereng gunung ijen, selain itu saya akan menyikapi masalah ini melalui lembaga saya, terang Sujiyono saat dikonfirmasi melalui ponselnya jum’at (16/3/2018). (tim)
Komentar