Berita. Sidikkasus.co.id
Simeulue – Louncing perdana Pemerintah Kabupaten Simeulue turun kesawa secara serentak di wilayah 10 Kecamatan dan 138 Desa serta dibaringi kenduri Blang tepatnya di Kecamatan Simeulue Cut Selasa, 02/06/2020.
Adapun sebutan kenduri Blang itu merupakan adat budaya kearifan lokal Simeulue yang wajib dilestarikan bertujuan untuk meningkatkan semangat kebersamaan para petani dan sebagai tanda di mulainya turun ke sawah.
Hal itu disampaikan Kadis Pertanian Kabupaten Simeulue Samsuar, SP kepada awak media Selasa ,02/06/2020. Gerakan turun kesawa secara serentak supaya dengan kebersamaan tentu akan berharap keberhasilan, karna selama ini untuk turun ke sawah hanya sebagian ( tidak serentak), dengan demikian untuk tahun 2020 ini secara serentak satu kemajuan” ujar Kadis Pertanian.
Lanjut dia ( Samsuar – red), lahan sawah pada Louncing perdana tahun 2020 sekitar 5.837 H. Adapun sebelumya lahan hanya 4000 H. Jadi sebut Samsuar, penambahan sangat fantastis 1.837 H.
Lebih lanjut Humasa Sebbel dan Bupati Simeulue secara simbolis menyerahkan bibit padi jenis Amphibi pada lahan kering dan lahan basah dan juga hand spayer. Adapun Bibit padi tersebut bersertifikat label biru Situbagendit dan unggul sambay Simeulue dengan umur masa panen sekitar 110 hari” ujarnya.
” Kedepan produksi tanaman padi di Simeulue meningkat dan stok kebutuhan bahan makanan pokok ( beras ) tersedia cukup dari hasil produksi sendiri. Nah sebut Kadis Pertanian, sehingga kemandirian pangan daerah akan terwujud serta terbukanya peluang ekspor komoditi pertanian Simeulue” ujarnya Kadis Lagi.
Rangkaian itu di hadiri Bupati Plus Muspida, Ketaua DPRK dan anggota para SKPK, Camat, Kades, PLL dan Kejrung Blang serta tamu undangan. Ia menambahkan bahwa acara Louncing perdana ini Bukan serimoni saja akan tetapi bertujuan untuk meningkatkan sektor pangan kita khususnya Simeulue, sesuai surat edaran Menteri Pertanian RI nomor: 03/SE/KN.230/05/2020 tentang antisipasi terjadinya Krisis pangan dan juga dilaksanakan sesuai protokol Covid-19.”tutup Kadis.
Bung Madi.
Komentar