Foto : Peringatan nuzulul quran
BANYUWANGI – JKN.
Lanal Banyuwangi bersama forpimda hari ini senin (27 /5 /19) Bersama – sama peringati malam nuzulul yang di hadiri oleh forpimda kabupaten Banyuwangi.
Dalam petingatan hari nuzulul quran lanal banyuwangi mendatangan Hadrah AT – Taubah lapas banyuwangi,Music hadrah At-Taubah Lapas Kelas II-B Banyuwangi terdengar nyaring. Perpaduan nada-nada dari berbagai terbang (rebana) yang dimainkan para WBP menghasilkan irama yang merdu. Suara – suara vokal yang di kumandangan WBP dengan lagu – Lagu sholawat menambah syahdu.
Hari ini Senin (27 / 5 / 19)Hadrah lapas banyuwangi dengan nama hadrah At – Taubah dapat kesempatan sebagai tamu kehormatan Untuk Memperingati malam Nuzulu qur’an.
Danlanal Banyuwangi Letkol laut (P) Yulius Azz Zaenal mengatakan malam peringatan Nuzulul quran ini bertujuan untuk saling berbagi,selain di iringi oleh music hadrah at-taubah lanal banyuwangi juga memberikan santunan kepada yatim piatu dan buka bersama,” Tujuan kami mempetingati hari nuzulul quran di bulan ramadhan ini untuk saling berbagi khususnya kepada anak – anak yatim piatu” ungkapnya.
Saat memainkan music, tubuh para pemain pun bergoyang. Bahkan, ada yang sampai memejamkan mata sebagai tanda menghayati setiap nada. Ely napi kasus Narkoba yang hari ini berkesempatan menyangikan lagu sholawat dengan judul Ibu larut dalam alunan music hingga tidak terasa air matanya menetes di pipi.
”Dulu, di luar (penjara) saya tidak bisa main begini sama sekali,” ucap pria 49 tahun itu yang sedang memegang rebana. Saat belum masuk bui, napi yang divonis penjara 1,5 tahun tersebut hanya melihat dan mendengarkan hadrah. Biasanya, pada acara pernikahan atau khitanan. Sering juga didengar saat ada pengajian.
Ketika melihat kesenian tersebut, dia merasa tertarik. Tapi, belum ada rencana memainkannya. Napi yang baru lima bulan di lapas banyuwangi itu sibuk bekerja. Baru saat masuk penjara, dia bisa belajar. Sekarang dia masuk kelompok inti hadrah At-Taubah Lapas Banyuwangi
Tugasnya memainkan salah satu rebana. Ketukannya sederhana. ”Satu ketukan seperti ini,” katanya, lantas mempraktikkan nada rebana yang menjadi tugasnya. Meski terlihat sederhana, masih sering bingung.ungkap misnawi
Permainannya juga tidak selamanya mulus. Kendala masih tetap ada. Salah satunya adalah ketukan yang tidak seragam antara satu pemain dan pemain lainnya. Akibatnya, irama rebana tidak enak didengar.
Para pemain pun sadar dengan ketidakseimbangan permainan tersebut. Solusinya, pemain yang ketukannya salah harus menghentikan sejenak permainannya. Kemudian, dia memulai permainan lagi untuk menyelaraskan dengan permainan rebana rekan-rekannya.
Merahnya jari dan rasa sakit tidak menghalangi para WBP untuk terus belajar. Mereka tetap memantapkan niat untuk memainkan musik di lapas banyuwangi Permainan tersebut merupakan wujud kecintaan pada agama dan budaya. Sekaligus sarana untuk menghibur diri.
Para napi yang menjadi anggota kelompok tersebut merasa tidak terpenjara saat berebana. Karena itu, sesi latihan dan ”manggung” selalu mereka nantikan. ”Latihannya tiap hari.
Kalapas Banyuwangi Ketut akbar herry achjar mengatakan bahwa kelompok hadrah di lapas merupakan salah satu bentuk pembinaan keagamaan dan kepribadian. beberapa kali para WBP sudah membuktikan keberhasilan penampilanya.”Mereka membuktikan bahwa para napi juga bisa beraktivitas seperti warga merdeka,” tuturnya (humas)
Komentar