Kreatifitas Kunci Hadapi Era Revolusi Industri Modern

SIDOARJO – JKN.

Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah SH,M.Hum mengatakan tantangan zaman kedepan jauh berbeda di era revolusi industri 4.0. Kemajuan teknologi informasi bergerak dengan cepat. Era perubahan teknologi industri merubah dunia secara modern di berbagai bidang. Hal tersebut dikatakan bupati Sidoarjo dalam sambutannya saat menghadiri Seminar “Kegiatan Kemahasiswaan Pada Era Revolusi Industri 4.0” yang digelar Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo di gedung serbaguna Rohmatul Ummah Sidoarjo,Senin, (8/4). Kegiatan tersebut di isi dengan “Kuliah Tamu” yang menghadirkan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan R.I Prof. H. Mohamad Nasir.

Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah mengatakan kreatifitas menjadi kunci menghadapi era revolusi industri 4.0. Kegiatan industri akan dialihkan ke teknologi digital. Namun hanya kreatifitas yang tidak bisa tergantikan oleh mesin. Kreatifitas menjadi kunci kemandirian dengan memunculkan wirausahawan muda yang dapat memecahkan masalah SDM di masa depan.

“Melalui kreatifitas juga akan tercipta inovasi-inovasi baru di berbagai bidang yang akan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat di Kabupaten Sidoarjo,”sampainya dihadapan ratusan mahasiswa-mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan R.I Prof. H. Mohamad Nasir juga mengatakan revolusi industri pertama terjadi ditahun 1770 sampai 1840. Terjadi di Prancis dari petani yang tradisional memunculkan mesin uap. Kemudian bergeser pada alat transportasi atau otomotif diakhir revolusi industri yang pertama. Di tahun 1840 sampai 1900, revolusi industri bergeser pada bidang otomotif dan otomatisasi.

“Tahun 1900 sampai tahun 1980 mulai ada pergeseran yang sangat cepat sekali, sistem transportasi yang begitu bagus memunculkan sistem energi yang baik, electrical .
Prof. H. Mohamad Nasir mengatakan revolusi industri 4.0 diawali ditahun 1980 dan sampai sekarang. Ada pergerakan yang cukup besar pada revolusi industri 4.0. Tenaga kerja terjadi pergeseran yang luar biasa. Semua yang serba otomatis menjadi penyebab terjadinya pergeseran yang secara besar-besaran. Dirinya mencontohkan tenaga kerja yang beralih profesi pada petugas jaga pintu tol. Dengan ada e-tol, sudah tidak lagi diperlukan petugas pelayanan tiket.

“Disatu sisi kedepan memunculkan pekerjaan baru yang tidak dikenal di pendidikan tinggi lagi, sekitar 1,8 juta memunculkan profesi baru,”ucapnya. (Bag).

Komentar