Koramil Kabat Disiplin Penyekatan Kendaraan Yang Masuk Banyuwangi

Berita Sidik Kasus.co.id

Banyuwangi – Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat masih terus diterapkan hingga 20 Juli 2021. Berbagai titik penyekatan juga dilakukan untuk membatasi mobilitas masyarakat, Senin
19-07-2021.

Danramil 0825/14 Kabat Kapten Inf Sabar Wiyono mengatakan, “Di jalan raya kabat kendaraan yang umumnya melintas antara 70 permenit, drastis menurun terlihat antara 30-40 permenit.”

Penyekatan mobilitas warga di masa PPKM darurat di Banyuwangi diperluas menjadi hingga tingkat desa sejak 14 Juli 2021 dengan menggunakan dua skema, yakni pukul 06.00-19.00 WIB dan pukul 19.00 sampai pukul 22.00 WIB.

Sabar menegaskan, hanya pekerja di sektor esensial dan kritikal yang boleh melintasi jalur penyekatan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

“Jadi kami mengimbau kepada teman-teman yang bergerak di sektor kritikal dan esensial, silakan Anda bergerak dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 wib,” kata Sabar.

Menurut Sabar, selama PPKM darurat, Anggota Koramil 0825/14 Kabat banyak menemukan warga di luar sektor esensial dan kritikal yang melintas di jalan di atas pukul 19.00 WIB.

Maka dari itu warga yang bekerja di sektor esensial dan kritikal diimbau melintas mulai pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIB.

Koramil 0825/14 Kabat bersama Polsek Kabat akan memberikan akses untuk melintas di titik penyekatan PPKM Darurat di wilayah perbatasan Kecamatan Kabat dan Kota Banyuwangi yang berlaku dari 14 Juli 2021 hanya yang masuk kategori sektor-sektor esensial.

“Penyekatan itu tetap kami jaga khusus untuk nakes, dokter, perawat, darurat termasuk TNI-Polri, oksigen, dan sebagainya. Di luar itu, kami tidak layani karena kita anggap kritikal dan esensial seluruhnya sudah masuk kerja,” ucap Sabar.

Sementara itu, mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB tidak melakukan penyekatan. Alasannya, di rentang waktu tersebut, mobilitas warga sudah menurun.

Skema waktu itu diharapkan memudahkan penyekatan dan mengurangi perdebatan petugas dan warga di lapangan.

Edi/Indah

Komentar