Berita: sidikkasus.co.id
Hulu — Saat Banjir Bandang meluluhlantakkan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Rabu 13 Januari 2021, menyisakan kesedihan dan trauma bagi korban banjir bandang, utamanya saat hujan deras mengguyur wilayah Hulu Sungai Tengah. Sisa material banjir tampak membawa lumpur dan kayu gelondongan turut menyapu bersih rumah warga beserta seluruh perabotan dan hewan ternak milik warga yang berada di sekitar bantaran sungai barabai HST.
Ketinggian air bercampur material lumpur menenggelamkan ratusan rumah, berdasarkan bekas lumpur yang masih menempel di dinding rumah warga setinggi orang dewasa. “Saat banjir terjadi diperkirakan ketinggian air sekitar 150 hingga 200 sentimeter,” cetus Noor Aina, Seorang Relawan PMI Hulu Sungai Tengah.
Pada saat Banjir Bandang yang berasal dari bagian Hulu pegunungan Meratus Kecamatan Hantakan terjadi pada malam hari dan pergerakan air sungai melambat sehingga air sungai bercampur lumpur tersebut tiba di Barabai diperkirakan pagi (Sebelum Subuh).
Aina yang saat banjir bandang terjadi mengaku berada dirumah orang tua di Balangan. Mendengar kejadian tersebut, perempuan kelahiran tahun 2000 ini memutuskan segera telpon relawan PMI lainnya untuk melakukan evakuasi dan membantu korban yang terjebak banjir bandang.
“Waktu itu jalan kaki hampir 2 kilo karena tidak dapat diakses kendaraan roda dua maupun roda 4, sampai ke STAI tempat biasanya kumpul, dalam perjalanan bertemu 3 relawan PMI dan kami mulai lakukan evakuasi langsung karena melihat kondisi warga yang terjebak di loteng rumah di komplek bulau indah, barabai utara Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dari titik awal memutuskan jalan kaki mulai pukul 10.00 Wita dilanjut Evakuasi warga dan kami baru bisa sampai STAI jam 14:00 WITA. “Cerita Noor Aina yang dijuluki perempuan tangguh oleh rekan – rekannya.
Memasuki hari 31 Tanggapa Darurat Bencana Banjir Bandang Barabai HST, sehari-hari Aina bertugas sebagai Koordinator Pusat Data dan Informasi posko TDB PMI HST Kalsel yang berlokasi di gedung Juang Barabai, dimana tugas utamanya melaporkan seluruh pergerakan TDB PMI dan situasi terkini kepada pengurus PMI provinsi Kalimantan selatan dan PMI Pusat, namun jika tugasnya telah selesai, Aina membantu rekanya yang membutuhkan di Dapur umum, Assesment, Distribusi logistik, dan Wash.
“Karena keterbatasan relawan disini, saya bantu tim lainnya yang membutuhkan, terkadang ikut kegiatan di Dapur Umum, Distribusi Air bersih, distribusi logistik dan assesment. “Jelasnya
Bencana Banjir Bandang tentu menjadi pelajaran dan memberikan banyak hikmah, dimana saat ini bukan materi yang dibutuhkan, namun membantu meringankan beban penderitaan korban akibat bencana yang utama, selain itu, kejadian ini mengajarkan pada kita rasa syukur akan segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.”Kesan Aina.
Noor Aina merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara dari pasangan H. Abdul Kadir dan Hj. Wahdiyah lahir di desa Pelajau Kecamatan Batu Mandi Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan menempuh studi di jurusan konseling STAI Alwasiyah Barabai HST.
Dia mengisahkan sebelum bergabung di Korps sukarelawan PMI Unit STAI Alwasiyah Barabai. Aina telah bergabung dengan organisasi ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) MAN 1 Hulu Sungai Tengah. Berawal dari pengalaman dan berbagai pelatihan yang ditempuhnya, tertanam jiwa kerelawanannya dan menjadi perempuan yang tangguh menghadapi segala kemungkinan terjadi bencana di wilayahnya.
Wahyu Dwi Cahyono yang akrab disapa Gowank sekaligus rekan Aina di posko TDB PMI Kabupaten HST mengungkapkan kekagumannya, meskipun perempuan dia sangat kuat, semangat membantu sesama dan rela mengorbankan waktunya, dimana masa-masa remaja yang biasa nongkrong dan buang waktu dengan sia-sia tapi di Hulu Sungai Tengah dia melihat langsung relawan perempuan tangguh dan tanggap bencana.
Saat ini, tanggap darurat bencana banjir bandang telah memasuki hari ke 31, terlihat setiap rapat evaluasi seluruh pergerakan posko TDB PMI kabupaten HST, Aina terlihat memimpin rapat evaluasi dengan wajah ramah tanpa terlihat lelah sedikitpun.
“Aina itu seorang relawan yang tangguh, gadis yang tangguh, pokoknya perempuan yang tangguh, dia berani menerjang banjir berjalan kaki menuju posko PMI, itulah seorang Aina, dia bergabung dengan PMI semenjak Palang Merah Remaja, dan pada saat banjir bandang terjadi, Aina bersama 4 relawan lainnya melakukan evakuasi dan membagikan logistik pada saat awal terjadinya banjir bandang Hulu Sungai Tengah, saya menilai Aina itu sosok relawan yang tangguh, dia seorang perempuan yang hebat.”Ujar Gowank, relawan yang ditugaskan PMI Pusat mendampingi tim Wash di posko Tanggap darurat bencana (TDB) PMI Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalsel. (red).
Komentar