Ketum LSM SITI JENAR menilai Penutupan di beberapa jalur desa di Situbondo dinilai telalu Lebay atau terkesan Phobia

Berita Sidik kasus.co.id

Situbondo – Wabah virus corona (Covid-19) yang turut melanda Daerah kabupaten Situbondo memicu kepanikan warga sampai-sampai banyak desa melakukan ‘karantina’ secara mandiri wilayah mereka.

Misalnya hampir semua desa bahkan dusun di Kabupaten situbondo, yang melakukan karantina wilayah sendiri tanpa ada imbauan atau instruksi dari pemerintah pusat dan daerah secara resmi lebih dulu.

Pantauan Ketua Umum LSM SITI JENAR dari ujung barat Banyuglugur – Banyuputih dan seputaran kota situbondo mulai memasang pagar-pagar dari bambu di jalan-jalan alternatif menuju dusun. Sebagian disertai tulisan ‘lockdown’ dan ‘karantina wilayah’.

Sedangkan akses yang dibuka hanya jalan utama, itu pun melalui penjagaan oleh warga yang dilakukan secara bergantian. lucunya merekapun bergerombol lantas dimana Psycal Distancing nya ? Dan rata rata si penjaga tidak memakai masker ini unik bukan. katanya dia di garda terdepan tapi alat pelindung diri mereka abaikan.

Hasil investigasi Tim LSM siti jenar hampir di 132 Desa dan beberapa kelurahan di Situbondo dari Aksi karantina wilayah yang ramai-ramai dilakukan ini pun mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.

Ketua umum LSM Siti Jenar Eko Febrianto mengungkapkan. ” langkah karantina wilayah itu sebenarnya bagus, karena membuat warga menjadi lebih tenang, karena bisa mengurangi tingkat penularan virus corona. Terutama ketika ada warga pendatang ataupun pemudik yang masuk ke suatu wilayah. Tapi tidak harus berlebihan seperti ini “. Ujarnya

Ditambah Menurutnya, “warga yang berada di perantauan, khususnya di zona merah corona, sebaiknya memang tidak pulang kampung dulu untuk mengurangi kekhawatiran dan kecurigaan antarwarga kemungkinan carrier virus corona ini”.ulasnya

“Hanya yang perlu dipikirkan jika ada warga di perantauan dan tiba-tiba kehilangan mata pencaharian di tempat perantauan nya. Yang begini ini kalau memang tidak boleh pulang, ya harus dibantu,”ujar Eko

Sementara Eko , menilai aksi penutupan jalan tersebut justru mengganggu aktivitas sebagian warga. “Misalnya, pedagang keliling yang akhirnya tidak bisa berjualan. Dan para pekerja Shift malam Padahal itu menjadi mata pencaharian mereka.karena masa pandemi ini juga tidak menentu kapan berakhirnya nah apakah kita akan membunuh penghasilan mereka.?”tandasnya

Eko sempat mengusulkan jalan jalan desa tidak harus di tutup layaknya Jalur Gaza seperti di beberapa kelurahan di kota Situbondo utamanya di kelurahan Mimbaan yang paling parah saya kira coba “Kalau gerbang atau bilik disemprot disinfektan itu masih logis, dan sebaiknya memang begitu. Tapi kalau melakukan penutupan itu kesannya arogan. Bukan solusi tapi justru memancing masalah baru,” ucapnya.

Eko, juga mempertanyakan otoritas pemerintah setempat terkait siapa yang sebenarnya berhak melakukan lockdown ataupun karantina wilayah.

“Harusnya FORKOPIMDA dan gugus tugas percepatan percepatan penanganan covid 19 Situbondo ini hanya menginstruksikan untuk melaporkan, jika ada yang datang dari luar daerah pandemi untuk selanjutnya dilaporkan ke puskesmas, untuk pemantauan,” ujar Eko

Pihaknya juga khawatir, aksi penjagaan di pintu-pintu masuk dusun itu akan mengundang kerumunan sehingga memungkinkan terjadinya kontak. Seperti pantauan kami di seputaran kecamatan Besuki dan jatibanteng Mengingat, hal tersebut justru membahayakan bagi kesehatan warga sendiri, apalagi jika social distancing tak diterapkan.”tegasnya

Pemerintah daerah harusnya mengimbau masyarakat untuk membatasi kegiatan di luar rumah dan menerapkan physical distancing atau saling menjaga jarak. Jadi tolong pahami apa itu Social dan Phycal Ditancing dan apa itu Lockdown.

“Sekarang situasi Situbondo masih social distancing, physical distancing, tidak ada karantina wilayah atau lockdown.” Jadi tolong lah di masa pandemi ini jangan tambah di bikin mencekam kayak begini. kasian kalau aktivitas warga terganggu dengan kebijakan yang menurut saya terlalu berlebihan seperti ini.” Pungkas Eko.
(Amin)

Komentar