Berita Sidik Kasus.co.id
BANYUWANGI – Himpunan penduduk pengguna air minum (HIPPAM) Sumber Makmur Desa Watukebo Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi, tidak se normal pasokan air ke rumah – rumah pelanggan nya, selain karena kurang kompaknya pengurus, tagihan ke pelanggan banyak yang minta tempo, juga ada pelanggan yang tidak mau bayar, hingga ketua hippam sumber makmur merasa kerja sendiri dalam merawat sumur air minum memperbaiki jaringan pipa yang rusak dan juga melakukan pemasangan baru, saat ini ketua HIPPAM sumber makmur dan keluarga sedang di landa isu tak menyenangkan terkait dana tagihan pelanggan yang berkembang di tengah masyarakat pelanggan air minum HIPPAM Sumber Maknur tersebut, Rabu 13 Oktober 2021.
Menurut Dimah adalah istri ketua HIPPAM sumber makmur isu yang menerpa keluarga saat ini terjadi karena ada oknum warga yang tidak suka pada kami, suami saya ikhlas membantu warga agar tidak kekurangan air minum tapi malah di tanggapi dengan menyebar isu yang merugikan kami secara moril, pengurus sebenarnya ada tapi malah tidak mau kompak dalam melakukan tugasnya sesuai dengan poksinya masing masing.tiap di undang tidak mau datang dan yang aktif hanya tiga orang, yaitu suami saya, Sumarno dan Agus Sumarno dan Agus yang bertugas melakukan penagihan pada pelanggan.
“Mereka berdua dapat gaji masing – masing Rp.300.000,- perbulan,” ucap Dimah dirumahnya.
Ketua HIPPAM sumber makmur pak sahwi alias pak die mengamini apa yang sudah di sampaikan oleh isterinya.tapi dalam hal gaji,mereka saya gaji Rp.500.000,- perbulan bukan Rp.300.000,- besar kecilnya gaji mereka di sesuaikan dengan dengan hasil tagihan pelanggan, hasil tagihan ke pelanggan perbulan tidak cukup untuk biaya perawatan dan perbaikan pompa air dan beli token listrik, isu tidak sedap yang di tuduhkan ke saya, sungguh keterlaluan.mereka tidak menghargai saya dalam melancarkan pasokan air minum supaya tidak macet.siang malam saya selalu melakukan pengawasan dan segera melakukan perbaikan bila ada pipa yang rusak.apa yang saya kerjakan itu seharusnya di bantu dengan bayar tagihan tepat waktu bukan menyebar isu – isu yang tak bertanggung jawab itu.
“Hargai lah saya, sebagai ketua HIPPAM di sini, jangan asal fitnah seperti itu karena saya melakukan pekerjaan demi melancarkan kebutuhan air minum untuk mereka,” dengan keluh resahnya.
Sahwi pun pernah menyerahkan hippam sumber makmur pada desa agar di kelola oleh yang lain tapi sampai saat ini tak ada yang sanggup mengelola.tagihan pelanggan banyak yang macet malah ada yang sengaja tidak mau bayar tagihan karena beralasan sumur air hippam itu milik negara jadi mereka minta gratis
“Di kira gampang ngurusi air minum hippam tersebut rasanya bikin pusing mas apalagi pengurusnya tidak kompak,” tandasnya.
Untungnya pelanggan yang lain masih tidak meniru mereka yang minta gratis, tetap bayar sesuai meter kubik pemakaian air.yang melakukan penagihan ke pelanggan pasti tahu berapa hasil tagihan yang di dapat perbulan.
“Kok Ya tega ada oknum yang menyebar fitnah kalau saya memakai uang hippam untuk keluarga, masya Allah semoga saya di beri kesabaran dan kekuatan namun bila ada yang sanggup mengurus hippam sumber makmur dengan senang hati saya undur diri saja, ” imbuhnya dengan tegas.
Pewarta: Edi/Met
Komentar