Berita Sidikkasus.co.id
Pernahkan Anda menginginkan kota Tangerang bebas dari banjir?
Pernahkan Anda menginginkan Tangerang untuk bebas dari pemandangan sampah yang berserakan?
Tangerang _ Salah Satu Rekanan LSM GMBI dan nama tidak bisa disebutkan ,melihat sampah liar berserakan di depan sekolahan mutiara bangsa
kelurahan cipondoh indah kecamatan cipondoh kota tangerang ,bapak lurah Alex”kelurahan cipondoh indah kecamatan cipondoh tidak pernah menijau kelapangan “melihat pembuangan sampah liar”oleh kendaraan roda dua dan roda empat ,pembuangan sampah liar berdiri tanah Fasum.ungkap selasa 19/11/19
Puskesmas cipondoh indah beralih fungsi menjadi tempat parapemulung,menjadi tempat kumpulnya Gerobak – gerobak sampah”dan Rongsokan,ini tidak ada tindakan dari pihak kelurahan cipondoh indah Kecamatan cipondoh,malah dibiarkan begitu saja
Bahkan yang berserakan, disertai sampah minuman, dan sebagainya. Sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Hal seperti ini sudah kerap sekali terjadi ketika saya Kalau ditanya, “kenapa ga buang nanti aja diluar?”, pasti akan dijawab, “buat apa mereka disini, kalo kita juga yang mesti buang sampahnya.” Jawaban seperti ini akan ditemui tidak satu dua orang saja, tapi bisa jadi lebih.
Karena memang kita, masyarakat, belum dibudayakan untuk membuang sampah pada tempatnya, dan sadar bahwa menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya tugas orang yang telah digaji, tapi semua orang yang tinggal di bumi ini.
Saya menulis ini bukan ingin menasihati Anda yang masih sering membuang sampah tidak pada tempatnya, tapi mengajak Anda juga turut serta mempedulikan lingkungan sekitar kita.
Sebenarnya budaya kita yang masih suka buang sampah sembarangan tidak bisa disalahkan sepenuhnya ke diri kita. Pemerintah daerah sendiri sepertinya juga kurang mementingkan penempatan tong sampah. Kalau saya perhatikan, jarak dari tong sampah satu ke tong sampah lainnya di jalan yang banyak pedagang kaki lima misalnya, itu sangatlah jauh. Maka secara otomatis, orang yang sedang memegang sampah makanan, akan membuang sampah tersebut ke tempat yang sedang lowong saja, tidak peduli itu bukanlah tong sampah.
Sosialisasi untuk mempedulikan lingkungan hidup juga seperti di support setengah-setengah, bahkan punishment untuk membuang sampah pada tempatnya, masih kurang dijalankan.
Pemerintah kota tanggerang lebih senang menilang pengendara-pengendara yang mungkin tidak pakai pentil di ban motor, misalnya. Sebenarnya kalau sosialisasi dan punishment dalam hal membuang sampah benar-benar didukung dan digalakkan, maka masyarakat juga akan ikut sadar bahwa kewajiban membuang sampah pada tempatnya adalah kita semua.
Jadi ada baiknya, masyarakat dan pemerintah daerah bisa saling mendukung. (*)
Komentar