Kerumunan di Sako, Ansori AK: Standar Ganda

Berita Sidik Kasus.co.id

BANYUASIN – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia Ansori AK mengelus dada melihat ada kerumunan masa dalam jumlah besar dalam sebuah acara resepsi pernikahan yang digelar di desa sako kecamatan rambutan kabupaten banyuasin (Sumsel), Minggu, 21 Februari 2021.

Ia menilai ada pelanggaran protokol kesehatan selama acara resepsi pernikahan itu digelar. “Kita masih transisi, tapi kegiatan kerumunan kembali terjadi. Saya ada pertanyaan dan pernyataan. Kalau ini standar ganda ayo dibuka,” kata Ansori AK kepada Sidikkasus.co.id, Senin 22 Februari 2021.

Ia mempertanyakan langkah pemerintah daerah membiarkan kerumunan terjadi saat acara resepsi pernikahan itu digelar dengan mengundang hampir 1000 orang. “Saya tidak mempersoalkan pernikahan. Karena diajukan. Semua warga nanti jadi boleh menggelar resepsi pernikahan dengan melibatkan banyak orang kalau begitu.”

Berkaca pada kebijakan sebelumnya, penyelenggara pernikahan sulit untuk mengadakan kegiatan hingga mereka sulit untuk makan selama Covid-19 ini. Namun, ketika seorang Kepala Desa seperti Sujarwadi yang mengajukan izin pernikahan diberikan keistimewaan.

Menurut dia, Sujarwadi memang memiliki hak untuk mengajukan permohonan izin pernikahan keluarganya. Namun tidak boleh melanggar protokol kesehatan dengan menciptakan kerumunan orang yang berpotensi menyebabkan penularan Covid-19.

“Sekarang ini bagaimana konsistensi dari satgas Covid-19 kecamatan rambutan, BPBD, Gubernur, dan Bupati,” ujarnya. Sebelumnya jika ada kerumunan, pemerintah berani membubarkan. Namun kerumunan orang saat resepsi pernikahan di desa sako digelar tidak ada yang berani membubarkan.

“Jika ada kepala desa dalam acara resepsi pernikahan kalian takut,” ujarnya. Ansori AK mengatakan semua upaya kampanye protokol kesehatan seakan sia-sia.

“Kami menjadi relawan selama berbulan-bulan. Kami dan teman-teman tidak bisa bertemu dengan keluarga. Ini teman saya wartawan dia menjadi saksi bahwa kami tidak bisa bertemu dengan keluarga kami selama berbulan-bulan hanya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Ansori AK menambahkan, “Marah pasti. Kecewa iya. Ada banyak petugas medis yang gugur. Mereka meninggal dunia karena sibuk menangani Corona.”

ADENI ANDRIADI

Komentar