Kalah Dalam Pilkades Itu Biasa, Uniknya 4 Calon Tetap Gelar Syukuran

Berita sidikkasus.co.id –

Pasuruan _ 4 calon kades Kejapanan yang gagal juga gelar mayoran, Acara tasyakuran bukan di gelar oleh kades terpilih saja, tumpengan/mayoran juga di gelar oleh 4 calon kades yang gagal, kegagalan dalam pertarungan ini bukan merupakan kegagalan segalanya karena proses gugatan tertulis masih berjalan, surat gugatan juga sudah di layangkan, Selasa 26/11/2019. tentu was-was dalam hati pemenang tetap menyelimutinya, dan tidak dapat di pungkiri hal tersebut dan di anggap manusiawi karena jadwal pelantikan masih lama,

Bisa saja terjadi gagal dalam pelantikan karena di nyatakan cacat secara hukum, teka-teki ini bisa saja terjadi namanya juga politik tentu sulit di tebak, sama halnya permainan sepak bola, terkadang menang dalam serangan namun tiba-tiba kebobolan goal, tentu saja wasit menyatakan menang adalah tim yang menciptakan goal, wasit belum meniup pluit panjang maka pertandingan belum di nyatakan selesai, sama halnya dengan persoalan yang di hadapi oleh calon kades terpilih Randy Saputra
Belum dapat di nyatakan resmi menjadi kepala desa Kejapanan selama belum di lantik oleh Bupati setempat.

Lulusan Unair M. Mujibudda’awat, S.Ag. SH, MH. yang pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan angkat bicara
Bahwa “Semua bakal cakades belum mememuhi syarat wajib yakni “dapat membaca kitab suci sesuai agama yang dianutnya”.
Wes cukup satu point ini saja menggugurkan semua proses pilkades serentak. Karena semua bakal cakades belum menjalani uji baca kitab suci sesuai agama yang dianutnya..Aturan ya aturan bukan untuk di musyawarah mufakatkan.. Aturan hanya wajib dijalankan bukan di argumentasikan.” Begitu ungkap M. Mujibudda’awat, S.Ag. SH, MH. Kepada media,sidikkasus melalui WA pribadinya.

Ajang kontestasi pemilihan kepala desa (pilkades) serentak yang dilakukan di Kabupaten Pasuruan sudah berlalu pada hari Sabtu (23/11/2019). Namun ada yang unik dari salah satu kandidat yang menggelar pilkades tersebut.

“Tasyakuran ini digelar sebagai wujud sikap kesatria dari Mokhamad Arifin S.E. dan kawan-kawan karena berani bertarung dalam Pilkades, tanpa menggunakan politik uang, Perbedaan pilihan dalam Pilkades jangan sampai berlarut-larut. Kalah dan menang itu biasa. Yang terpenting adalah bagaimana nantinya kita bersama membangun desa,”

Mokhamad Arifin dan kawan-kawan sangat bangga karena dapat mengukur sejauh mana warga kejapanan simpati kepadanya untuk menjadi pemimpin yang jujur tanpa mnggunakan uang
Sepeserpun dengan demikian nantinya jauh dari hal yang namanya korupsi itu harapan masyarakat Kejapanan pada umumnya.

Acara tasyakuran tersebut juga sebagai wacana mengembalikan masyarakat Desa Kejapanan yang sempat bersitegang dalam suasana hawa politik pilkades agar kembali ke situasi semula yang adem, ayem, guyub dan rukun.

“Sudah saatnya kita kembali bersatu dan melupakan perbedaan pilihan dan pandangan dan mari kita bersama membangun desa,” Ungkap Mokhamad Arifin S.E. Kepada Media,sidikkasus. Tapi jangan lupa proses gugatan terus berjalan. (Ron). Bersambung……

Komentar