Berita Sidikkasus.co.id
TALIABU – Sungguh miris dan menyedihkan Nasib masyarakat di kecamatan Lede Kabupaten Pulau Taliabu ( Pul-Tab) Provinsi Maluku Utara ( Malut) yang melewati jembatan penghubung Air Balohang.
Kenapa tidak, masyarakat yang hendak bepergian ke kebun maupun ke perkampungan lain, bagi pengendara sepeda motor yang roda dua harus menggendong kendaraannya sedangkan untuk yang roda empat tak bisa lewat sama sekali.
Jembatan yang di bangun dari swadaya masyarakat ini ambruk akibat di terjang banjir beberapa hari lalu hingga material jembatan terbawa arus dan mengakibatkan air balohang merembet mengalir di jalan dengan ketinggian paha orang dewasa.
Pantauan media ini di lokasi, setidaknya harus ada tiga sampai empat orang yang membantu mengangkat motor untuk bisa menyebrangkan kendaraan ke jalan. Jika hanya seorang diri di pastikan kalau bukan motor yang rusak, bisa jadi pengendara serta kendaraannya terseret air.
Rusaknya jembatan ini juga bersamaan dengan suasana saat masyarakat kecamatan Lede menghadapi musim panen cengkeh. Sehingga pengguna jalan yang hendak ke kebun maupun ke kampung lainnya harus terhenti dan menyiapkan tenaganya sejenak untuk bisa menyebrangkan kendaraannya.
Salah satu masyarakat Lede, La Ardin yang di jumpai pasca menyebrangkan motornya, rabu (29/7/2020) kepada media ini mengatakan bahwa selain jembatan yang terputus, sebelum sampai ke Air ini pun kondisi jalan sangat rusak akibat lumpur. Sehingga dirinya mengharapkan adanya respon cepat dari Pemerintah Daerah setempat.
“Dari kampung kalau kita mau ke kebun, sebelum sampai di air balohang ini, kondisi jalan juga rusak parah karena licin dan berlumpur, tapi yang paling menguras tenaga itu di air balohang ini, katong angka motor baru arus air sangat deras sehingga kalau katong tergelincir sadiki bisa jadi katong di bawa air, kami berharap ke Pemda Taliabu lia katong ini dolo kah, biar begini kami di lede ini juga masyarakat. “Ungkapnya.
La Ardin mengatakan jembatan di balohang ini sudah ada tiga, cuman yang bisa di pakai hanya dua, satunya adalah proyek dengan cuman tiangnya yang jadi dan yang lainnya adalah hasil swadaya masyarakat.
“Coba lia yang badiri tegak di sana itu, itu juga jembatan tapi cuman tiangnya, itu proyek tapi tra tau kenapa cuman tiangnya saja yang jadi, sedangkan yang dua ini adalah jembatan hasil swadaya masyarakat disini.
Kalau sudah rusak begini katong so tra bisa ke kebun sudah.”tutip Ardin dengan penuh kepasrahan. (JK)
Komentar