Berita Sidikkasus.co.id
TALIABU – Kedatangan Hi.Jainal Mus, (Muda) disambut dengan meria Warga masyarakat Desa Limbo, Desa Lohobuba, Desa Ratahaya Kecamatan Taliabu Barat, Desa Gela ,Desa Lede , Desa Salati dan Desa Baringin Jaya. Kedatangan Hi Muda tersebut disambut meria Oleh beberapa desa itu, tempat berkumpul di pantai Jodoh pasir putih Desa Limbo.
Hi.Muda Akan Menjadi Ketua Tim Relawan dari Calon Bupati Kabupaten Pulau Taliabu Istri Nurokhma AHM. Hi Muda untuk menghadiri Undangan sirahturrahmi makan bersama Kepada Keluarga besar di Desa Limbo dan Desa Lohobuba Kecamatan Taliabu barat.” tuturnya.
istri Hj Nurokhma Ahmad Hidayat Mus adalah calon Bupati Kabupaten Pulau Taliabu yang terbaik, saat ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat. Pada tataran ideal pemilukada bertujuan untuk melakukan pergantian kekuasaan, dengan cara yang demokratis serta mengikutsertakan rakyat Taliabu secara langsung untuk memilih calon pemimpinnya. Sehingga diharapkan akan terpilih sosok penguasa terbaik pilihan rakyat Taliabu berkualitas dan ikhlas mengabdi untuk daerahnya.” Ungkap sapaan H.Muda, Minggu 07/06/2020.
“Kabupaten pulau taliabu ini punya potensi yang besar, punya sumber daya alam yang besar, untuk hari ini saya menghadiri undangan dari bapa – bapak dan ibu-ibu yang terutama Pemuda Desa limbo, untuk bersilahturrahmi makan bersama di pantai yang indah ini.
Salam hormat tak habis-habisnya dari bapak pemakaran Kabupaten Pulau Taliabu Bapak Hi. Ahmad Hidayat Mus ( AHM).
Kemarin dulu AHM menelpon Adik kandungnya Hi Jainal Mus (Muda) segra menyampaikan kepada Keluarga Besar Warga Masyarakat Desa Limbo, Desa Lohobuba dan sekitarnya, bahwa Hi. Ahmad Hidaya Mus ( AHM) dan Hi. Zainal Mus ( ZM) akan kembali bersama-sama dengan Warga masyarakat Pulau Taliabu.
Saya juga pernah masuk bursa Kandidat Kabupaten Pulau Taliabu, maka satu dan lain hal saya belum bisa mencalonkan diri saya. Maka atas perintah Masyarakat Pulau Taliabu, Kalau bisa Hi Jainal Mus Cari Penggatinya. akhirnya digantikan dengan Istri Hj. Nurohkma Ahmad Hidayat Mus ( AHM) sebagai calon bupati Kabupaten Pulau Taliabu.” bebernya.
Lanjut sapaan Hi.Muda, Namun kendati demikian, realitasnya masih banyak muncul distorsi, sehingga Pemilukada tidak lagi bisa diandalkan untuk memunculkan pimpinan daerah terbaik yang berkualitas ( Hj.Nurohkma.AHM). Tetapi cenderung hanya untuk menjadi raja-raja kecil di daerah kekuasaanya.
Terlepas dari semua motif itu, menjadi seorang kepala daerah tentunya hampir menjadi dambaan semua pihak, termasuk saya sendiri. Tetapi karena keterbatasan kemampuan, keinginan itu baru sebatas anggan-angan di dalam hati. saya mencoba meramu konsep strategi di lapangan dengan dicampur aduk dengan literatur buku yang berkaitan dengan pemenangan kepala daerah. Saya mencoba menyimpulkan itu dalam beberapa langkah strategis. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengoalkan suatu pasangan calon yang diusung menang dalam pemilukada, baik secara legal maupun ilegal. Karena harus kita akui, di dalam pertarungan perebutan kursi kekuasaan, apapun harus dilakukan yang terpenting kemenangan bisa didapat.” cetusnya.
“Ibarat bermain sepak bola, meskipun tidak mampu bermain secara terbuka dan memilih stratategi bertahan, kalau itu kunci kemenangan harus dilakukan. Ingat, dalam permainan politik itu bukan hanya permainan cantik yang diperagakan, tetapi hasil akhir pertandingan untuk menentukan sang juara.
Uang Bukan Segala-galanya
Sebelum perang dimulai, langkah yang harus dilakukan dengan melakukan pemetaan kekuatan parpol. Karena jangan sampai menumpangi perahu yang tidak jelas dan tidak memiliki kekuatan di masyarakat. Langkah ini bertujuan agar pencalonan tidak hanya menghabiskan uang tapi hasil yang diharapkan.” terangnya.
Selanjutnya, sudah bukan rahasia umum lagi, di dunia ini tidak ada yang gratis. Apalagi hidup di kota-kota besar, mau buang air kecil saja ada tarifnya. Apalagi mau mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Untuk itu, bagi calon kandadita, iming-imingi parpol dengan uang. Mainkan opini itu, bahwa calon memiliki simpanan dana yang besar, atau paling tidak ada sponsor yang siap menyiapkan dana besar untuk modal Pemilukada.
Tak hanya itu, kenyataan di lapangan bahwa kekuatan uang juga sangat dominan. Itu fakta yang tidak bisa dihindari. Masyarakat menjadi pragmatis ini, sebenarnya terjadi berkat pendidikan dan kesalahan para pelaku politik sendiri yang tidak menempati janji-janji politiknya. Pertanyaan mengapa masyarakat sudah dibutakan dengan uang? ini terjadi karena masyarakat sudah tidak percaya akan komitmen calon kepala daerah dengan slogan untuk memperbaiki kesejahteraan mereka. Yang sudah-sudah, kacang lupa kulitnya.” tandasnya.” ( Jak)
Komentar