Berita Sidikkasus.co.id
Jakarta – Indonesia sudah menjadi bagian dari ekonomi besar di dunia. Hal ini berarti sinkronisasi kebijakan nasional dengan kebijakan internasional mutlak diperlukan untuk mempercepat upaya mengatasi krisis akibat pandemi COVID-19.
Pada 18 Juli 2020, Saya mengikuti Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (G20 FMCBG) yang dilaksanakan secara virtual, ungkap Sri Mulyani Indrawati.
“Di tengah-tengah situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian dan proyeksi pertumbuhan yang masih sangat lemah, anggota forum G20 terus melanjutkan proses koordinasi kebijakan untuk memastikan bahwa langkah-langkahnya sudah tepat menuju ke pemulihan ekonomi.
Dunia saat ini masih menghadapi tantangan dalam penanganan pandemi Covid-19, karena belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi dapat teratasi. Semakin lama pandemi berlangsung, maka semakin panjang pula jalan menuju pemulihan ekonomi.”
Demikian halnya dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk upaya memulihkan kembali perekonomian Indonesia. Namun Saya optimis, melalui kebijakan yang terarah dan kredibel, Indonesia akan dapat melakukan pemulihan ekonomi dengan baik.”ucapnya.
lanjut beliau, Dalam Pertemuan G20 FMCBG tersebut, Saya menyampaikan kebijakan terkini yang dilakukan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Selain stimulus fiskal, moneter, dan sektor keuangan, Saya juga menggarisbawahi pentingnya reformasi struktural.
Reformasi struktural merupakan pilar penting bagi penguatan perekonomian Indonesia di masa depan, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa ini dalam menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Pemerintah mendorong upaya reformasi untuk mempercepat investasi dan memperbanyak penciptaan lapangan pekerjaan melalui omnibus law yang sedang dibahas dengan DPR.”tandasnya
Pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat upaya reformasi di bidang kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pendidikan, yang kesemuanya itu sangat relevan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Di saat yang bersamaan, Indonesia juga akan meningkatkan investasi sektor infrastruktur dan Information, Communication and Technology (ICT) untuk menopang kemajuan ekonomi Indonesia.
Pertemuan G20 FMCBG juga memberikan dukungan kepada Presidensi G20 Arab Saudi dalam menyusun dokumen Menu of Policy Options on Enhancing Access to Opportunities for All. Dokumen ini memuat kebijakan-kebijakan di negara anggota G20 yang dapat menjadi referensi bagi negara berkembang (emerging market economies and developing economies) dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, tangguh dan inklusif. Pembangunan yang inklusif merupakan elemen penting dalam pemerataan pembangunan, melalui pemberdayaan perempuan, generasi muda dan kelompok rentan (vulnerable groups) dalam proses penanganan dampak pandemi Covid-19.” harapnya.
Indonesia berkontribusi dalam penyusunan dokumen ini dengan membagi kisah sukses pelaksanaan program Kartu Indonesia Pintar (KIP), program link and match pendidikan vokasi, dan fasilitas pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
Sejumlah negara G20 memberikan apresiasi atas kebijakan pembiayaan UMi yang sangat penting dalam upaya pemberdayaan perempuan melalui ekonomi inklusif.
Melalui Forum G20 ini Saya melihat bahwa langkah-langkah luar biasa yang ditempuh Indonesia menuju pemulihan ekonomi berada pada jalur yang tepat.
Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam penangangan pandemi Covid-19 melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejalan dengan dokumen G20 Action Plan.” tutupnya. (*)
Komentar