Indonesia, Kekeringan Setelah Pandemi

Berita sidikkasus.co.id

Indonesia diprediksi akan menghadapi kekeringan sekitar Juni-Agustus setelah terjadinya wabah virus korona.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia, Adenia, mengatakan kekeringan aku menjadi salah satu masalah yang akan dihadapi.

Masalah yang dihadapi yakni produksi pangan di tengah wabah untuk memenuhi pangan 269 juta masyarakat, kedua distribusi pangan antar provinsi dan pulau.

“Masalah selanjutnya dari segi konsumsi selama wabah tentu kebutuhan masyarakat berubah lebih menjaga kualitas pangan karena semua orang was-was dan ingin pangan yang baik agar kesehatan fit,” kata Adenia,’ Kamis (14/5).

Selanjutnya, harga pangan yang tak berpola dan puncaknya pada kekeringan yang terjadi Juni-Agustus.

“Antisipasi yang dilakukan hingga-pasca wabah, Pemerintah harus menjamin ketersediaan pangan nasional ketersediaan kita memang cukup namun seperti bawang putih, gula, daging kita impor tetapi masih mencukupi,” ujar Adenia.

Pemerintah harus melakukan upaya untuk mempercepat realisasi impor bawang putih sebanyak 224.099 ton dari RIPH yang telah diterbitkan, serta daging sapi/kerbau pada April-Juni sebesar 85.474 ton.

Kedua komoditi tersebut dilakukan impor karena stok pada akhir Maret 2020 pada bawang putih hanya 4.837 ton sementara daging sapi/kerbau hanya 140,281 ton.

Selain itu percepatan penyaluran sarana produksi dan ekstensifikasi lahan rawa juga dilakukan untuk melakukan percepatan tanam.

“Untuk distribusi, meski ada beberapa daerah yang defisit ada juga yang surplus ini wajar tidak ada negara yang daerahnya surplus semua atau sebaliknya.

Tapi kita harus menjamin daerah yang surplus mendistribusikan komoditinya ke daerah yang mengalami defisit,” pungkasnya.

Oleh : Adeni Andriadi

Komentar