Berita: Sidikkasus.co.id
JEMBER – Proyek pengerjaan fisik plengsengan diduga dikerjakan secara asal jadi. Hal ini memunculkan dugaan indikasi korupsi dan pengurangan volume.
Lokasi proyek berada di Dusun Panggungtinggi. Pekerjaan itu dilakukan oleh kelompok masyarakat (Pokmas) Desa Plerean, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (28/07/2022).
Pekerjaan fisik bangunan plengsengan yang menelan anggaran hampir seratus juta dari dana hibah Provinsi Jawa Timur tahun 2022 tersebut diduga tidak sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi teknis yang ada.
Dari pantauan awak media sidikkasus.co.id di lokasi, bahwa fisik bangunan plengsengan terindikasi tidak ada galian tanah untuk pondasi bangunan, diduga hal ini dilakukan untuk mengurangi volume kubikasi material pasir dan batu untuk memperoleh keuntungan lebih.
Bahkan di lokasi proyek tidak terpampang adanya papan informasi kegiatan yang semestinya hal tersebut harus dilakukan.
Seorang warga sekitar lokasi proyek mengatakan, bahwa proyek pekerjaan plengsengan di wilayahnya bersumber dari dana hibah, namun dirinya tidak mengetahui nama Pokmasnya.
“Benar Mas, proyek dari dana hibah provinsi. Saya tidak tahu nama pokmasnya, kalo ketuanya Misbeh namanya ,” ucap salah satu warga yang namanya tidak mau dipublikasikan kepada media ini, (28/06/2022) Kamis.
Dia, menjelaskan bahwa pengerjaan fisik bangunan plengsengan dikerjakan secara swakelola oleh warga sekitar dan sudah berjalan empat hari.
Terkait pekerjaan, Dia, menyampaikan bahwa pekerjaan sudah sesuai spesifikasi dan melalui proses penggalian tanah sampai batas kedalaman.
“Digali mas, namun galian sampai lapisan tanah padas, jadi meskipun sejengkal kalo sudah padas (tanah keras) iya sudah,” terangnya.
Diapun menyebut bahwa tidak tahu secara pasti berapa anggaran dan spesifikasi panjang dan tinggi bangunan termasuk RAB-nya. Dirinya hanya kerja atas perintah dari oknum kordinator inisial K.
“Kalo gak salah anggarannya Rp91 juta dengan panjang bangunan 180 meter, tinggi 1 meter dan lebar 40 cm,” ujarnya.
Sementara, Misbeh Kepala Dusun Panggungtinggi, mengatakan bahwa dirinya hanya selaku pelaksana pemborong kerja di proyek plengsengan yang dimaksud, bukan sebagai ketua pokmas.
“Kalo gak salah Pokmas Fovea, nama ketuanya Imron. Saya selaku pemborong kerja,” ucap Misbeh di kediamannya kepada wartawan ini.
Terkait galian tanah, Dirinya membenarkan bahwa kedalaman tanah sampai lapisan tanah padas, kendati demikian dirinya akan memenuhi jumlah volume sesuai dengan perencanaan.
“Ketika volume ketinggian kurang dari satu meter nantinya kita tambahkan ke panjang bangunan sampai volumenya pas,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Plerean, Muklas, saat dikonfirmasi terkait proyek tanpa papan nama menyampaikan bahwa, dirinya selaku Kepala Desa sudah mengingatkan untuk memasang papan informasi kegiatan.
“Siap,” balasnya singkat dari beberapa pertanyaan yang diajukan awak media ini melalui pesan singkat WhatsApp pribadinya.
Dalam waktu dekat pihak-pihak terkait termasuk pihak dewan yang merekomendasi akan dikonfirmasi dan klarifikasi lebih lanjut.
Sementara kordinator inisial (K) tidak bisa dikonfirmasi dan klarifikasi mengingat nomor telepon awak media ini diblokir….Bersambung
Reporter: Herman Biro Jember.
Komentar