BANYUWANGI, JKN – Sabtu, 20 Oktober 2018, Gandrung Sewu adalah acara festival tahunan, dimana Gandrung itu sendiri adalah icon nya Banyuwangi, ada yang berbeda pada festival tahun ini, Gandrung sewu di kolaborasi kan dengan kuntulan yang menghasilkan atraksi spektakuler,
Terlihat Antusiasme masyarakat dan wisatawan mancanegara ikut serta memadati pantai boom, mereka rela panas – panasan demi melihat pertunjukan akbar tahunan ini,
Yang di hadiri langsung oleh menteri pariwisata RI, bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan tamu undangan lainnya,
“Apresiasi saya kepada pelaku seniman dan pemerintah daerah telah kreatif mengolah festival budaya ini sehingga bisa diterima semua pihak, kolaborasi yang apik semakin membuat kita bangga terhadap Banyuwangi” ucap mentri pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya,
Akan tetapi ada yang mengganjal dari festival tersebut dengan adanya bendera negara “belanda” yang berkibar, banyak masyarakat yang kecewa tadinya,
Setelah acara di mulai dan cerita juga di tampilkan, barulah masyarakat faham bahwa bendera tersebut hanyalah properti kapal VOC saja,
yang mengisahkan Raden mas alit menentang kedudukan VOC Belanda,
Cerita singkat, dimana bupati mas alit di tangkap VOC dan di bawa ke dalam kapal pada tahun 1771, sesuai dengan tema Gandrung Sewu 2018 yaitu “LAYAR KUMENDUNG” susahnya masyarakat belambangan karna pemimpin nya di bawa ke kapal Belanda, yang menjadi penyulut awal kemarahan masyarakat belambangan terhadap VOC,
Dan tema ini akan berlanjut di festival Gandrung Sewu tahun depan,
Harapan ke depan semoga Banyuwangi akan jauh lebih di kenal dengan keindahan alam, tradisi dan budaya nya. (Onie)
Komentar