Berita Sidik Kasus.co.id
BANYUWANGI – Di tengah upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya melek huruf, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berharap agar program pendidikan keaksaraan dapat menjadi lebih adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Hal ini senada dengan tema hari aksara internasional 2021 tingkat Provinsi Jawa Timur, yaitu “Literasi Digital untuk Indonesia Bangkit”.
Tema ini diangkat di tengah krisis Covid-19 yang telah mengganggu pembelajaran anak-anak, remaja, dan orang dewasa dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hambatan ini tentu kian memperbesar ketidaksetaraan yang sudah ada sebelumnya dalam akses ke peluang pembelajaran keaksaraan yang bermakna.
Saat ini angka buta huruf di Jawa Timur masih tergolong tinggi, masih sekitar 800 ribu orang yang buta aksara di Jatim berdasarkan data kemendikbudristek RI Tahun 2020.
Adapun tujuan kegiatan kegiatan peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke- 56 tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2021, di antaranya :
Untuk mempublikasikan kepada masyarakat terkait perkembangan program keaksaraan di Provinsi Jawa Timur;
Mengkampanyekan pentingnya pendidikan keaksaraan dalam pembangunan di Jawa Timur, terbangunnya komunikasi antar penggiat dan pengelola program keaksaraan dalam membangun masyarakat beraksara di Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terdapat empat pilar literasi yang penting untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman mengenai transformasi digital, yaitu digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety.
“Terkait digital ethic, tahun lalu saya pernah berdiskusi dengan tim yang menyiapkan kurikulum di Kementerian Kominfo. Saya menyampaikan terkait standar digital ethic. Ini adalah aspek penting demi kesehatan mental anak – anak kita,” ujar Gubernur Khofifah.
Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tahun 2021 di El royal Hotel Banyuwangi, Sabtu (30/10/2021).
Ia mencontohkan, ketika membaca berita online, maka user akan melihat sekian persen tampilan website dengan gambar-gambar yang berbeda, baik itu gambar promosi maupun gambar tampilan yang tidak sepantasnya. Bahkan kita menemukan sampai empat kali gambar tersebut, padahal yang diinginkan adalah membaca beritanya.
“Ini merupakan gambar yang rata-rata termasuk area yang tidak sepantasnya dikonsumsi oleh generasi-generasi penerus bangsa,” katanya.
Pada digital ethic, kata gubernur, terdapat digital society. Saat ini digital Society, sering didiskusikan oleh beberapa pakar, karena ada kemungkinan digital society ini menghilangkan aspek hubungan sosial, dan pertemuan tatap muka atau face to fece.
“Hal ini jangan sampai terjadi. Karena silaturrahmi tidak bisa digantikan. Sebab silaturrahmi akan menyemai banyak kedamaian, juga akan memperbanyak rezeki,” tuturnya.
Namun demikian, digital society ini sudah berjalan, bahkan saat ini masyarakat di Indonesia sedang di posisi 4.0. maka dengan begitu masyarakat kini sedang menuju 5.0.
Saat ini yang jadikan pilot project untuk transformasi digital di Jawa Timur dengan implementasi society 5.0 adalah ITS. Namun harus lebih mengedepankan sisi human, sehingga nantinya bisa disebut tranformasi digital dengan kearifan lokal.
Gubernur Khofifah, juga menyampaikan bahwa banyak sekali program yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan Pemprov Jatim dalam menggalakkan program literasi secara masif. Antara lain, gerakan membaca, gerakan literasi sekolah, gerakan literasi keluarga, dan gerakan literasi masyarakat yang secara aktif memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
“Semua kalangan pun, baik individu maupun kelompok juga banyak yang secara sukarela menjadi relawan dan penggiat literasi,” ujarnya.
Oleh karena itu, dari momentum peringatan Hari Aksara Internasional ini, Gubernur Khofifah berharap kepada bupati/walikota se Jawa Timur untuk dapat melakukan beberapa hal, seperti pengkajian khusus terhadap program – program literasi digital untuk mempersiapkan generasi mendatang agar siap menghadapi era revolusi industri 4.0, tetapi tetap mengaplikasikan kearifan lokal dalam setiap program yang dilaksanakan, Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dengan metode dalam jaringan (online); Berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan program – program keaksaraan dan literasi digital di masing – masing kabupaten/kota.
Sementara itu, karena peringatan ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19, Gubernur Khofifah, pun berpesan agar masyarakat tidak lengah dan menyerah.
“Yang terpenting, kita jangan sampai lengah dan menyerah pada kondisi pandemi saat ini, walaupun sekarang Jawa Timur merupakan provinsi terbaik dalam penanganan kasus covid – 19 se indonesia, tetapi kita harus tetap ikhtiar, bekerja keras, bekerjasama untuk dapat terus waspada terhadap segala kemungkinan penyebaran virus varian – varian baru. Tetap menerapkan 5M dan selalu berdoa agar kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan dalam beraktifitas sehari- hari,” tuturnya.
( Indah / Edi )
Komentar