Harga Ecer BBM Jenis Pertalite di Kepulauan Kangean Melampaui batas, LSM KOMPAK angkat bicara

Berita sidikkasus.co.id

SUMENEP – Warga Kepulauan kangean, Kabupaten Sumenep khususnya di Kecamatan Arjasa, mengeluhkan tingginya harga eceran dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) selama dua pekan terakhir.

Kelangkaan tersebut terjadi disebabkan Lambatnya Kapal tanker pengangkut BBM Pertamina dikarenakan cuaca tidak kondusif dua pekan lalu.
Akibat dari kelangkaan itu, harga ecer BBM (pertalite) melonjak menjadi Rp.15.000 (lima belas ribu rupiah) sampai Rp.20.000 (dua puluh ribu rupiah) per liter.

Bapak Riadi, Ketua LSM KOMPAK asal kepulauan Kangean, menanggapi terkait meningkatkan harga ecer BBM di kecamatan Arjasa.

“Saya bersama dengan teman-teman tadi (hari ini) bertujuan mendatangi kediaman bapak camat Arjasa, namun bapak camat tidak ada di kediamannya dan handphone seluler nya juga tidak bisa dihubungi.

Maka kami lanjutkankan ke Polsek Kangean dan Kapolsek mendukung terkait hal ini, namun bapak Kalpolsek Kangean tetap mengacu kepada bapak camat Arjasa selaku pimpinan Forpimka.

Tujuan kami atas nama warga kepulauan Kangean mengajak Forpimka, Camat, Kapolsek dan juga Danramil untuk bersama sama memberikan himbauan kepada para pengecer BBM agar pengecer BBM itu tidak seenaknya menaikkan harga.
Dan kami sangat sesalkan dengan harga tinggi eceran bensin (pertalite) ini.
Kami tadi sempat kesulitan dengan ketiadaannya bapak camat sehingga kami tidak bisa kordinasi dengan beliau.
Kalau Kapolsek Kangean bersama Danramil sudah siap akan melakukan himbauan tersebut, akan tetapi dua pimpinan tersebut tetap mengacu kepada bapak camat.

Dan sebenarnya persoalan ini adalah tanggung jawab kita bersama, baik para tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga para kepala desa juga harus berperan dalam hal ini ikut menghimbau dan memberikan pemahaman tentang hukum, baik dari sisi hukum agama dan juga hukum pemerintah terkait jual beli seperti ini, termasuk juga pihak kepolisian harus menegaskan bagaimana hukumnya berdasarkan undang-undang yang ada.

Artinya, keinginan kami atas nama warga kepulauan Kangean, mengajak Forpimka itu menghimbau, menekan, menginformasikan dan menyampaikan agar pengecer dilarang menjual melampaui batas.

Kalau Rp.13.000 itu saya rasa sih wajar, tapi kalau sampai Rp.20.000 perliter, apa tidak kasian kepada masyarakat dan seandainya ada pelanggaran hukum, maka itu adalah wewenang dari pihak kepolisian”, jelas Riadi melalui via WhatsApp Sabtu (27/012/2023).

Adapun tanggapan Kapolsek Kangean IPTU AGUS SUGITO, SH., M.Hum terkait kelangkaan dan melonjaknya harga ecer BBM di wilayah hukumnya, menjelaskan bahwa kelangkaan tersebut disebabkan adanya cuaca yang buruk.

“Kendalanya disebabkan oleh cuaca buruk dan koutanya BBM ke kepulauan Kangean itu sebulan dua kali, namun hari ini BBM (kapal tanker Pertamina) sudah sampai di pulau Sapeken dan setelah dari Pulau Sapeken kira-kira besok hari minggu BBM akan sampai di Kecamatan Arjasa, maka yang dilakukan oleh pihak Polsek tentunya melakukan koordinasi dengan Forum pimpinan Kecamatan (Forpimka) Arjasa.
Tadi saya susah komunikasi dengan pihak TNI (Koramil).
Dan kami akan melakukan himbauan kepada para penjual bensin (BBM) eceran Agar jangan menaikkan harga apalagi dengan harga yang tidak wajar.
Perlu juga saya sampaikan juga kepada lapisan masyarakat kepulauan Kangean khususnya, apabila menemukan penjual ecer BBM yang menaikkan harga dengan tidak wajar, agar segera melaporkan pada pihak kami (Polsek Kangean)”, tegasnya (27/01/2023)

BBM bersubsidi sebenarnya memang diperuntukkan bagi orang tak mampu. Namun fakta di lapangan, sebagian besar konsumsi BBM bersubsidi justru dinikmati oleh masyarakat kategori mampu.

Diketahui saat ini aturan yang mengatur distribusi BBM bersubsidi belum diterapkan.
Adapun regulasi itu tertuang dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).
oleh Kabiro media sidikkasus.co.id Ditanya tentang regulasi penyaluran BBM dari hulu sampai ke hilir.
Agus lebih lanjut menjelaskan,

“Jadi pihak APMS pernah saya panggil di pendopo kecamatan Arjasa dan pada waktu itu juga ada Danramil juga camat Arjasa.
Pihak APMS menjelaskan dalam satu bulan itu Kouta solar waktu itu mendapatkan 160 kilo liter untuk dua kecamatan yaitu kecamatan Arjasa dan kecamatan Kangayan.

Ada dua APMS beroperasi yang ada di kecamatan Arjasa itu dan Kecamatan kangayan tidak mengambil dari APMS kecamatan Arjasa
Padahal itu untuk dua kecamatan, sehingga kalau ada Kouta datang lagi 160 kilo liter dan tidak disalurkan kepada konsumen BBM di kios kecil, maka APMS itu akan penuh.
Dan selebihnya akan ditampung dimana, makanya disalurkan atau dijual melalui drum-drum,
Itu penjelasan dari pihak APMS.

Dan dari konsumen yang beli dengan drum itu menyalurkan kepada petani dan nelayan dan sudah dihimbau kalau sekiranya ada yang menjual kepada porse Seine nanti akan dikenakan pidana sendiri.

Makanya saya berharap masyarakat juga bisa memantau ketika menemukan penyaluran BBM ke Porse Seine agar diinformasikan ke pihak kami dan tidak mungkin polisi selalu tahu, jadi kami mohon kerjasamanya dan apabila benar ada pengiriman BBM ke Porse Seine, maka pihak TNI – Polri akan melakukan penanangkapan, ini terkait BBM solar.
Dan saat ini masalah BBM pertalite juga Pertamax dan kita juga akan panggil pihak APMS , kita juga akan melakukan sidak dan sidak ini di koordinatori oleh pihak kecamatan nanti kecamatan akan minta dukungan kepada TNI -Polri, selajutnya kita lakukan langkah-langkah, semoga kecamatan Arjasa tidak lagi mengalami kelangkaan BBM,” imbuhnya.

(Aiman Sultan)

Komentar