H. ANHAR” Sikapi Pemecatan Imam Mesjid, Bupati, Terkesan Arogansi Penguasa

SUMEULUE – JKN.
Menyikapi pemecatan Imam mesjid yang terkesan semena mena dan mencerminkan Arogansi penguasa terhadap Hamba Allah yg menjadi kepercayaan Ummat untuk berserah diri dalam Ritual Ibadah melalui Rumah Allah yang lazim disebut IMAM MESJID, adalah merupakan Perbuatan Arogan dan tidak terpuji.

“Sejak Muhammad Rasullullah SAW, diutus sebagai pembaharu bagi kehidupan Ummat Manusia dimuka bumi ini sudah menjadi Pakem dan Catatan sejarah Bahwa Ulama dan Para Imam ditempatkan sebagai pemberi Nasehat dan mengayom Umaroh, dan Ulama adalah tempat bertanya para penyelenggara Negara, Ulama adalah sebagai penyejuk tatkala Penyelenggara Negara dan Pemerintah mengalami hal hal yg sulit dalam mengambil keputusan.

Sayang seribu sayang dan bahkan terkesan sangat aneh dan miris bagi saya (red- Anhar), yang seorang awam dalam agama ini kalau boleh saya mengatakan”Abangan” dalam menjalankan Agama..masih sangat serba kurang dan dangkal pengetahuan dalam memahami Ilmu agama jika dibandingkan dengan seorang yang bertitel Sarjana Agama.(S.Ag). Saya betul- betul tidak habis pikir “Kok Bisa yaa Seorang Kepala Daerah memecat Seorang Imam Mesjid” yang hanya gara gara unggahan pertanyaan akan janji yg pernah diucapkan Seorang Bupati tersebut?…..Anggap sajalah seorang Imam tersebut berkewajiban mengingatkan yang dilandasi bentuk kecintaaan nya. Ini betul-betul sangat sulit saya Pahami jika Saya hanya ingin Mengatakan Tindakan Seorang Kepala Daerah tersebut mirip – mirip dengat “perilaku FIR’AUN” Bahkan jika dibandingkan dengan era milenial seperti sekarang Jangan – jangan inilah Ciri – ciri penguasa yang mendorong kebangkitan DAJJAL sebagai tanda – tanda akhir Zaman…Nauzubillah summa Nauzubillah” ujar Anhar, salah satu toko Simeulue pesan group Whatsap.

Lanjut dia , apakah Rakyat khusus Mahasiswa yang nota bene Dominan menjalankan Syariat Islam lantas Diam saja atau hanya merenung, mengumpat dan sumpah serapah tanpa berusaha menegur dan mengingatkan Pemimpin yang cendrung Sesat itu, apa lagi para Ulama dan tokoh – toko masyarakat lain nya takutkah atau sudah apatis menghadapi Keadaan ini !

Jika demikian hal nya “Tunggulah Azab Allah SWT yang sangat pedih akan di timpahkan pada khaum tersebut, sebagai mana khaum- khaum sesat di masa kenabian terdahulu.

Dalam riwayat mengatakan” hai orang- orang yang beriman, bertaqwalah kepada tuhan, dan jangan sekali – sekali kaummu, sadaramu untuk mengajak kamu tidak berlaku adil, maka berlaku adillah, Adil itu dekat pada taqwa, bertaqwalah kepada Allah, Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Semoga Allah SWT, melindungi, menjaga dan menjauhkan saudara – saudaraku Rakyat Simeulue khusunya Rakyat Aceh Umumnya, dari bencana dan Azab Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.”ujarnya.

Hal yang sama juga
Ketua Pemuda Desa Suka Jaya yang juga Mantan Presiden Mahasiswa Perguruan Tinggi Al-washliyah Aceh, menyesalkan dan memgecam keputusan Kadis Syari’at Islam Kabupaten Simeulue mengenai pemecatan imam masjid Agung Khalilullah, Yang tak mencerminkan akal sehat. Sabtu (09/11/2019).

Hardani berharap, untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan ummat keputusan Kadis Syari’at Islam ini jelas tidak memberi contoh yang baik. “Saya menduga pernyataan ini adalah pernyataan dan sikap pribadi dari Bupati Erly, bukanlah sikap dari Kadis Syari’at Islam. Karena kalau ini juga menjadi sikap dari kadis Syari’at Islam maka negeri ini akan ada dalam bahaya,” tuturnya.

Menurut Hardani, Pemberhentian Imam Mesjid tersebut sangatlah tidak masuk akal , ” yang seharus nya melalui proses panjang dengan diberikan (SP 1) dan( SP 2 ) terlebih dahulu tidak langsung main pecat begitu saja.

” Itu menunjukkan arogansi seorang pimpinan terhadap bawahannya, apa lagi beliau itu seorang imam yang sudah sering mengharumkan nama baik Kabupaten Simeulue, melalui syi’ar agama, MTQ tingkat Provinsi, dan beliau juga seorang pendamping Khafilah MTQ Simeulue.

“Hanya mempertanyakan di salah satu Grup WhatsApp kok langsung di berhentikan, jikapun pertanyaan beliau salah, kan bisa di tegur dengan cara yang lebih baik, ini adalah bentuk diskriminasi terhadap seorang ustad (imam), tambah dia ( ref- Hardani), Juga Mengatakan, Ketika Seorang Imam hanya Bertanya Langsung di intruksikan untuk di berhentikan, ini tidak baik, jangan hanya menilai kesalahan Orang lain dalam bertanya, sedangkan dia,yang mengintruksikan itu tidak sadar akan kesalahannya sendiri.” tutup Hardani yang juga selaku Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjungan (PDIP) Kabupaten Simeulue.

Reporter :Bung Madi.

Komentar