Gencarkan Yustisi,17 Terjaring Razia,Hindari Swab Ngaku Keluarga Kapolda

Berita Sidikkasus.co.id

Probolinggo – Gugus Tugas Covid-19 Kota Probolinggo terus gencar melaksanakan operasi yustisi dalam rangka pendisiplinan protokol kesehatan (prokes) sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Seperti pada Kamis (24/12/2020) malam, Sat Pol PP yang di-back up Polresta dan Kodim 0820/Probolinggo serta Dishub melaksanakan operasi yustisi secara stasioner dan mobile di Jalan Basuki Rachmad,tepatnya didepan alun alun kota.

Sementara dalam operasi yustisi malam itu, total ada 17 orang yang terjaring dan langsung dites swab. Hasilnya, 1 orang asal Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo terkonfirmasi positif Corona.
“Operasi yustisi kami laksanakan melalui razia stasioner di Jalan Suroyo serta patroli mobile di area pertokoan, tempat nongkrong, lokasi perbelanjaan di Pusat Kota Probolinggo, dengan sasaran para pelanggar protokol kesehatan,” terang Kasatol PP dan Damkar,Agus Efendi..

“Para pelanggar protokol kesehatan tersebut terus didata kemudian terus diswab.Operasi ini gencar dilaksanakan dalam rangka mendisiplinkan warga masyarakat untuk patuh pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19,”imbuhnya
Anehnya dalam operasi itu, terlihat seorang pria menolak ditindak dan mengaku sebagai keluarga polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya.Diketahui,mereka itu berasal dari Sumatera dan beristri warga Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.

Saat operasi digelar, pria tersebut kedapatan sedang menaiki odong-odong bersama keluarganya tanpa memakai masker. Karena itu, petugas pun mencegatnya untuk disuruh turun.Petugaspun mengarahkan untuk didata,bahkan mereka menolak,dan mengatakan masak tidak tahu,kami ini keluarga Kapolda Metro
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Satpol PP Kota Probolinggo,Agus Efendi,penindakan dilakukan terhadap pria tersebut.

“Mengetahui petugas ia buru-buru pakai masker. Namun saat ditindak ia malah marah-marah dan mengaku keluarga dari Polda. Memang Itu sudah sering terjadi ketika di lapangan,” ceritanya.
Agus menerangkan, setelah diedukasi pelanggar tersebut akhirnya dapat memahami maksud dari operasi tersebut. “Cuma karena kaget itulah,” kata Agus.(yuli/jojo)

Komentar