JAWA BARAT, JEJAKKASUSNEWS.ID
Dampak tsunami di Selat Sunda: 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang. Kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.
Konferensi pers yang dihadiri Kepala Badan Geologi ESDM, Rudy Suhendar, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono membenarkan bahwa telah terjadi tsunami di Selat Sunda yang diduga disebabkan longsoran Gunung Anak Krakatau.
BMKG menegaskan, masih ada kemungkinan tsunami susulan dan meminta warga tidak kembali ke rumahnya di sekitar pantai hingga ada pengumuman lebih lanjut.
Setelah berdebat panjang, akhirnya BMKG menyatakan bahwa gelombang pasang air laut di Pantai Anyer, Serang, Banten adalah tsunami.
Keputusan ini ditetapkan di tengah perdebatan mengenai istilah yang ‘tepat’ untuk menggambarkan fenomena alam yang terjadi di kawasan Pantai Anyer.
Sebelumnya, BMKG dan BNPB mengatakan gelombang pasang tersebut hanyalah fenomena alam biasa yang disebabkan bulan purnama, sehingga air laut naik mencapai ke daratan. Namun, setelah dikaji kembali, BMKG`dan Badan Geologi–institusi yang memiliki otoritas untuk menetapkan fenomena alam di Indonesia–memastikan gelombang air laut tersebut merupakan tsunami.
“Setelah kami analisis lebih lanjut itu merupakan gelombang tsunami tipe polanya mirip gelombang tsunami yang terjadi di Palu. Sehingga kami koordinasi dan akhirnya kami sepakat diduga (tsunami), karena datanya belum cukup kami belum bisa cek ke lapangan,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangannya saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Minggu (23/12). (001-Ratu)
Publish: Teddy
Komentar