KALBAR – JKN, Kapuas Hulu – Putussibau, Jum’at 19 Juli 2019.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kapuas Hulu Muhammad Sukri memberikan penanggapan mengenai bersikukuhnya Dr. Ismawan untuk tidak mau pindah dari rumah dinas yang ditempatinya selama ini. Menurut Sekda, sudah seharusnya Ismawan pindah, karena rencana pembongkaran rumah dinas tersebut merupakan kebijakan dari Dinas Kesehatan setempat, seperti dikutif dibeberapa media harian.
“Kalau dia tidak mau pindah, maka terpaksa kita bongkar paksa,” tandas Sekda.
Menurut Sekda, upaya pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah sudah kerap dilakukan, namun pendekatan yang dilakukan pun tidak mempan. Bahkan dari Dinas Kesehatan, diakui dia, juga sudah mengirimkan surat peringatan sebanyak lima kali kepada yang bersangkutan.
Sementara itu, Rupinus, kepala Sat Pol PP Kapuas Hulu memastikan bahwa pihaknya memang sudah menerima surat pembongkaran rumah dinas dokter yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan. Namun pihaknya belum mendapat perintah langsung dari pimpinan di atas untuk melakukan pembongkaran rumah dinas dokter tersebut.
“Untuk mengeksekusi pembongkaran rumah dinas dokter tersebut kami masih menunggu surat dari pimpinan di atas. Bukan kami tidak berani,” ujarnya.
Harisson Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu mengungkapkan, bahwa memang ada pembangunan dirumah sakit tahun 2018 ini. Salah satu pembangunannya yakni gedung insenerator yang mengenai salah satu rumah dinas dokter yaitu Ismawan.
“Jadi sebenarnya, rumah dokter yang terkena pembangunan gedung insenerator itu merupakan dokter yang tidak berhak menempati rumah dinas tersebut. Sementara dua rumah dokter lainnya tersebut masih bertugas dirumah sakit,” ungkapnya.
Harisson menegaskan kenapa Ismawan tidak berhak menempati rumah dinas tersebut, hal ini dikarenakan yang bersangkutan tidak lagi bertugas dirumah sakit, melainkan bertugas di Puskesmas Bika.
“Sementara di Bika itu sudah disiapkan rumah dinasnya. Yang namanya Puskesmas itu konsep wilayahnya, dokternya 24 jam harus stanby,” katanya.
Harisson mengatakan, pihaknya sudah lima kali mengirimkan surat peringatan kepada yang bersangkutan untuk segera keluar dari rumah dinas tersebut.
“Saya tidak tahu juga kenapa Ismawan tidak keluar rumah dinas tersebut. Namun yang jelas, Ismawan tidak ada hak untuk tinggal dirumah tersebut,” pungkasnya.
Perlu diketahui pada tahun 2018 ini RSUD Ahmad Dipenogoro Putissibau mendapatkan dana segar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat sebesar Rp 5,8 miliar untuk pembangunan beberapa item. Salah satu item pembangunan mengenai rumah dinas dokter yang kini masih menjadi masalah.
Terkena dampak proyek pembangunan RSUD Ahmad Diponegoro yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, Ismawan salah satu dokter yang menempati rumah dinas di jalan Diponegoro Kelurahan Putussibau Kota Kecamatan Putussibau Utara tidak terima dan tetap berjuang bertahan dirumah tersebut apa pun yang terjadi. Ini bukan masalah rumah, tapi ini sudah menyangkut harga diri.
“Sebelum saya diminta untuk mengosongkan rumah ini, saya sudah dimutasi ke Puskesmas Bika sejak 2016, setelah 2 bulan saya berdinas di pkm bika, motor dinas saya mau ditarik, penarikan bertahap, tunjangan dokter tak diberikan dan sekarang rumah mau ditarik,” katanya.
Ismawan mengatakan bahwa saya ini pns masih aktif, yang saya hadapin ini adalah kepala dinas, bukan seorang preman, semestinya kepala dinas yang juga berprofesi sebagai dokter, harusnya mengerti isi dan makna dari sumpah hipokrates.
Ismawan mengungkapkan, soal pembangunan proyek yang mengenai rumah dinasnya ini, sebelumnya dari bidang aset sudah melakukan pengukuran. Namun dalam melakukan pengukuran ia melihat ada kejanggalan dalam surat pengukuran yang ia minta. Dimana dalam isi surat tersebut, nomor surat tidak ada, tanda tangan dan stempel juga tidak ada.
“Tak lama saya melihat surat pengukuran rumah tersebut, mereka pun pergi semua,” ucapnya.
Dan pimpinan dari bidang pengukuran yang datang kemarin kerumah dinas juga teman saya, jangan sampai karena hasrat seorang Horisson, membuat teman-teman saya bermusuhan dengan saya. Ismawan mengatakan, dirinya kurang tahu mengapa dinas kesehatan itu ingin sekali mengusirnya dari rumah dinas, sementara dirinya masih merupakan pegawai dinas kesehatan.
Untuk menyelesaikan masalah ini, kata Ismawan, dirinya tak pernah dipanggil oleh Kepala Dinas. Justru dirinya sendiri yang menghadap pimpinan. Dan saat itu kadinkes menyatakan “Kalau saya mau menekan anda, sudah saya suruh pindah dari rumah ini” (rumdin) pernyataan ini disampaikan pada saya pada Juli 2017 saat saya bertemu dengan kadinkes.
“Kalau saja istri saya bukan orang sini,kemungkinan saya sudah pergi dari Kapuas Hulu,” warga di Kapuas Hulu juga baik dan ramah ujarnya.
Ismawan juga mengatakan, bahwa pihak Dinas Kesehatan tidak pernah menyediakan rumah dinas untuk dirinya dimana ia bertugas saat ini. “Tak ada rumah dinas di Puskesmas Bika. Saya mau tanya kepada mereka, rumah dinas yang mana katanya untuk saya tempati,”‘ujarnya.
Ismawan mengingatkan kepada Dinas Kesehatan Kapuas Hulu khususnya Kepala Dinasnya, janganlah berlaku semena-mena dengan mengusir dirinya. Justru sebagai pemimpin itu Kepala Dinasnya itu melihat anggota timnya atau teman sekerjanya itu dilihat sudah betah belum bekerja di Kapuas Hulu, diperhatikan ada yang kurang atau tidak.
Bukannya diusir seperti ini, bagaimana dokter-dokter di Kapuas Hulu ini betah di Bumi Uncak Kapuas jika diperlakukan seperti ini.
Beberapa tamu yang datang ke rumah dinas yg sampai saat ini saya tempati, mengatakan kok gak direnovasi lebih layak rumah dokter disini ?
Saya tinggal di rumah dinas ini sejak september 2012 sampai hari ini, karena saya masih sebagai pns aktif Kapuas Hulu. Saya mulai aktif berada di Putussibau sejak tahun 2011 dan saat itu saya menyewa rumah dan sepeda motor, saya satu satunya dokter pns di putussibau yang tinggal di rumah sewa dan kendaraan pun saya sewa. Saat saya sudah tinggal dirumah dinas pada september 2012, saya pernah minta dipinjamkan motor dinas tapi djawab rumah kan dibelakang RS. (Tempat kerja di depan rumah)
Sebenarnya sebagai kepala dinas yang baik, harusnya menempatkan dokter muda di puskesmas Bika, bukan dokter senior. Ini dua dokter senior ditempatkan di Bika, ada yang dari Boyan ke bika, dari Boyan ke Bika (perginya saja) itu kalau naik kendaraan berkisar 2 jam 45 menit. Gimana bisa maksimal pelayanan untuk masyarakat di bika ?
Semestinya dokter muda yang ditempatkan di bika,sehingga pelayanan di Bika bisa lebih baik. Siapa yang gak tahu bika ? Bebepa staf instansi ada ditempatkan disana karena beda pandangan.
“Seorang manusia kalau tidak bisa membantu ya jangan menyusahkan,” ucapnya.
Saya bukannya mau menghalangi pembangunan incenerator dan bukan juga mau tinggal selamanya di rumah dinas ini, hanya saja cara anda sebagai kadinkes tidak baik dan tidak mengayomi. Sangat sangat mengecewakan dan sangat membuat sakit hati.
Untuk Kapuas Hulu saya sudah mengabdi selama hampir 12 tahun, sudah 5 kecamatan di Kapuas Hulu saya mengabdi disana. Saya pernah bertugas selama 6 tahun di RSUD dr Achmad Dipenogoro Putussibau (2011-2016), dan pada akhir tahun 2013 bulan desember, saat itu hanya 3 org dokter saja yg bekerja di RS dr Achmad Dipenogoro Putussibau, dokter yang lainnya liburan akhir tahun ungkap ismawan. Beginikah penghargaan pemda Kapuas Hulu terhadap dokter yang mengabdi di Bumi Uncak Kapuas ? Dan Bapak Sekda Kapuas Hulu yang terhormat lupa kalau pernah meminta saya datang kerumah dinas sekda untuk mengobati ibu sekda ?? Selama ini saya menaruh hormat pada pak Sekda, saya juga mengenal beliau,jangan sampai hubungan silahturahmi kita renggang hanya karena hasrat seseorang yang sangat ingin mengusir saya dari rumah dinas ini bahkan dari kapuas hulu ini jelas ismawan sembari geleng geleng kepala. (Tim)
Komentar