Berita Sidikkasus.co.id
LUMAJANG – Kepala Puskesmas Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa timur, drg. Nur Aini, menepis Terkait penanganan Puskesmas Kunir terhadap pasien berusia 10 tahun warga desa Jatigono, Kecamatan Kunir yang dinilai kurang maksimal, sehingga mengakibatkan sang bocah meninggal dunia di Puskesmas tersebut.
Pasalnya, saat ditemui diruang kerjanya, drg Nur Aini jum’at (17/04/2020) menyampaiakan bahwa semua penanganan yang dilakukan oleh perawat Puskesmas Kunir sudah sesuia dengan Standart Operasional Prosedur (SOP).
“Setiap ada kasus, kita secepatnya melakukan audit medis dan kita evaluasi bagaimana SOPnya, ternyata setelah kami lakukan audit medis secara internal Puskesmas kita sudah bekerja sesuai SOP dan untuk hasil evaluasi kami, sudah kami kirim ke Dinas Kesehatan.” Terang drg.Nur Aini
Saat ditanya terkait kronologis pasien berusia 10 tahun hingga digendong ibunya kedepan resepsionis untuk menunjukkan kondisi si pasien, drg. Nur Aini mengatakan, bahwa saat itu memang perawatnya lagi nangani pasien yang lain.
“Saat itu kami sedang pelayanan terhadap pasien yang baru saja selesai dirujuk, setelah itu masih melayani pasien yang kejang umur 12 tahun, anaknya kan dewasa yang kejang itu jadi kalau yang nangani satu orang kewalahan,” Ujarnya.
“Sebenarnya sudah kami TL, perawat sudah menyiapkan alat – alat untuk memeriksa pasien (bocah 10 thn) tersebut namun keluarga sudah membawa kedepan, dan saat didepanpun sudah ditangani sesuai SOPnya, sudah pakai oksigen serta tindakan yang lain.” Imbuh drg. Nur Aini.
Lebih jauh drg. Nur Aini menjelaskan, bahwa tidak ada yang main HP, semua sudah sesuai SOP dan sudah dilaporkan ke pihak Dinas Kesehatan Lumajang.
“Tidak ada yang main HP saat pelayanan, kita kan untuk dokter tidak ada yang stanby semua on call, jadi kalau dibilang main HP itu salah, yang bener itu perawat sedang konsult sama dokter melalui Hp,” Ucapnya.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Lumajang dokter Bayu Wiyono menerangkan, bahwa yang harus kita pahami, Puskesmas itu bukan Rumah Sakit, bisanya hanya obsesvasi.
“Puskesmas itu bisanya hanya observarsi, kalau ada kesulitan, ada permasalahan, ada tanda – tanda memberat setelah observasi biasanya dirujuk, dan kalau ada kematianpun selalu kita evaluasi.” Kata dr. Bayu
“Dan untuk yang di Puskesmas Kunir ini nanti kita akan kaji, apa penyebabnya agar tidak terjadi lagi dikemudian hari, kalau ada yang kurang optimal dikemudian hari dioptimalkan.” Tambahnya.
Lebih jauh dr. Bayu mengatakan pihaknya tetap akan mengevaluasi apa yang terjadi di Puskesmas Kunir, “Tetap akan kami evaluasi, harus ada penilaian kinerja disana, itu pasti.” Pungkasnya.
Sebelumnya keluarga pasien atas nama Adinda Intan Nuraini (10) putri dari Sarep warga Dusun Sukorame, Desa Jatigono, Kecamatan Kunir menyesalkan atas pelayanan Puskesmas Kunir yang dinilai kurang maksimal menangani putrinya, sehingga menyebabkan putrinya meninggal dunia. (Riaman)
Komentar