Dilarang, Warga Nekad Berziarah Lebaran

Berita sidikkasus.co.id

PERAYAAN Idulfitri pada tahun ini berlangsung di tengah pandemi covid-19. Beberapa daerah, termasuk Kota Palembang, masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus korona.

Kendati demikian, situasi itu tidak menyurutkan niat sejumlah warga untuk melakukan tradisi ziarah ke makam orang tercinta.

Berdasarkan pantauan Sidikkasus.co.id, Minggu (24/5) siang, warga memadati area TPU Kandang Kawat.

Salah satu peziarah, Zulkarnain, mengakui tindakannya bertentangan dengan aturan PSBB. Namun, dia tetap bersikukuh mengunjungi makam orang tua karena sudah menganggap ziarah sebagai tradisi.

Saya selalu ke sini, selalu hadir tiap tahun. Munggahan (sebelum puasa) sama pas Lebaran,” ujar pria berusia 57 tahun itu saat ditemui di lokasi, Minggu (24/5).

Warga lain, yakni Nita, 36, mengatakan selain berziarah, dia dan keluarganya juga datang untuk membersihkan makam ibunya.

“Kan kalau nggak kita liat-liatin, takutnya kotor atau hilang,” tutur Nita.

Meski khawatir dengan penyebaran covid-19, namun dia memilih pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada yang maha kuasa.

Nita juga menekankan dirinya tetap melakukan protokol kesehatan.

“Wallahu a’lam. Kita kan yang penting bersih, cuci tangan, cuci kaki, ganti baju semua setelah dari sini,” pungkasnya.

Kegiatan ziarah di TPU Kandang Kawat sebenarnya dilarang.

N, (45) Petugas TPU Kandang Kawat mengaku tidak dapat berbuat banyak ihwal kedatangan peziarah saat Lebaran.

Padahal, dia sudah diminta untuk menutup pintu gerbang.

“Tapi gimana ya dibilangnya, di dalam perawatnya (perawat makam–red) nyari makan juga.

Ahli waris pun ingin ziarah ke orang tuanya. Satu lagi, sudah tradisi sebagai orang Indonesia. Itu tradisi nggak bisa dihilangkan,” kata N.

Pemandangan berbeda justru terjadi di TPU Kebun Bunga. Di sana, pintu gerbang TPU ditutup dan dijaga oleh petugas keamanan.

“Kegiatan ziarah ditutup sementara. Kita hanya melayani pemakaman saja,” ucap salah satu petugas dengan singkat.

Oleh : Anto Narasoma

Komentar