Berita Sidikkasus.co.id
SULTRA ,- Terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh petugas Beacukai terhadap supir mobil di pinggir jalan poros Puunggolaka pada pukul 03.30 Wita. 27/8/2021.
Ungkap Sabararudin lewat fia telpon kepada Wartawan Sidikkasus.co.id mengenai perilaku oknum beacukai yang melakukan dugaan penganiayaan terhadap dirinya yang seharusnya di masa pandemi kita mengedepankan jiwa sosial bukan sebaliknya menginjak rakyat kecil yang tidak tau apa-apa.
Lanjut “degan tiba-tiba mobil beacukai menghimpit mobil saya dan menodongkan pistol kearah saya, setelah itu saya turun dari mobil dan di suruh tengkurap lalu pihak oknum Beacukai menginjak punggung saya, sembari menodongkan pistol kepada saya, tanpa alasan yang jelas sebelumnya saya rasa tidak pernah ada masalah dengan pihak beacukai”.
Pasca kejadian itu, pihak keluarga korban mendatangi pihak bea cukai untuk mengklarifikasi atas dugaan tindakan kekerasan oknum bea cukai yang telah menimpa Sabarudin.
” Keluarga saya Turun untuk bertanya-tanya dan memastikan apakah pelaku penganiayaan tadi adalah oknum bea cukai, setelah di tanya-tanya orang-orang sekitar mengatakan iyo itu mhe orang becukai, lalu keluarga saya langsung ke pihak bea cukai mempertanya kan persoalan itu dan bea cukai pun mengatan memang petugas bea cukai di persenjatai Dalam menjalankan tugas nya”.
perilaku oknum beacukai mencerminkan seperti terorisme yang mengancam keamanan negara, sehrusnya kalau memang pihak beacukai melakukan penindakan hukum, harus yang sesui presedur hukum yang jelas degan mengutamakan senyum sapa salam, bukan beraksi seperiti perampok,
Hingga sampai sekarang pihak beacukai menyembunyikan anggota pelaku penganiayaan, akan tetapi kami telah mengetahui oknum tersebut,
“ketika tidak ada penyelesaiyan maka saya akan melaporkan kepada pihak berwajib biar pihak-pihak berwajib yang menyelesaikan hal ini secara hukum dan saya minta kepada penegak hukum agar bertindak cepat untuk di tindak lanjuti tutup sabarudin”. sebelum berita ini di terbitkan belum ada konfirmasih kepada pihak Beacukai.
Reporter: Rahmt Taslim.
Komentar