Berita Sidikkasus.co.id
Muara Enim _Belum tuntas kasus pencabulan, yang diduga dilakukan seorang bapak, terhadap anak kandungnya di desa sigam beberapa waktu lalu, kini muncul lagi kasus pelecehan seksual di wilayah kabupaten Muara Enim, namun ini melibatkan seorang pejabat pemerintah desa, yakni Sekretaris Desa Tanjung Baru berinisial SS, yang diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap seorang gadis berinisial VV, pada Kamis, (27/8/2020), di desa Tanjung Baru, kecamatan Lembak, kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Hal ini berdasarkan laporan salah satu masyarakat desa Tanjung Baru, pada Jum’at (28/8/2020), via telepon selular kepada salah satu jurnalis media online, yang menyatakan telah terjadi tindak pelecehan kepada seorang gadis berinisial VV, yang dilakukan oleh oknum Sekdes, desa setempat yang berinisial SS. Atas laporan tersebut awak media pun langsung bergegas berkunjung ke desa Tanjung Baru, guna menindak lanjuti laporan tersebut, untuk dilakukan konfirmasi lanjutan, terhadap berita yang ternyata sudah menjadi rahasia umum, bagi warga desa Tanjung Baru.
Para awak mediapun langsung menuju kediaman VV, yang diduga telah menjadi korban pelecehan. Disana, wartawan bertemu M, ayah terduga korban, beserta kakek dan pamannya. Ketika ditanya mengenai dugaan pelecehan yang dilakukan oknum sekdes, terhadap anaknya, M hanya terdiam dan tak menyebutkan benar atau tidak kejadian tersebut. Namun pertanyaan wartawan disanggah oleh R, selaku kakek korban, dimana R mempertanyakan dari mana kabar tersebut didapat. “Kalian dapat berita itu dari mana?,”, tanya R kepada para awak media.
Dugaan pelecehan oknum sekdes Tanjung Baru Lembak
M, Orang Tua (kiri) dan Kakek Terduga Korban Pelecehan (kiri)
Atas dasar perlindungan terhadap narasumber, para awak mediapun tak bisa menyebutkan sumber berita tersebut. Mendengar jawaban dari awak media, R pun mengatakan berita itu tak perlu dilanjutkan, karena tidak jelas sumbernya. “Kalau begitu ceritanya, tidak perlu panjang bercerita, saya mau pulang, karena ini sudah akan masuk waktu maghrib.”, tegas R kepada awak media dengan nada sedikit meninggi.
Ketika ditanya kembali mengenai kepastian berita tersebut kepada M, selaku orang tua kandung terduga korban, M tetap diam dan tak bisa menjawab. Karena tidak ada jawaban dari M, para awak mediapun bergegas menuju rumah SS, terduga pelaku, namun SS sedang tidak ada dikediamannya. Begitupun ketika awak media ingin mengkonfirmasi perihal berita tersebut ke kades, kadespun sedang tidak ada dirumahnya.
Keesokan harinya, Sabtu (29/8/2020), para awak media akhirnya bisa menemui kades, untuk dimintai konfirmasi terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oknum sekdes tersebut. Rusyadi, selaku kades Tanjung Baru mengatakan, memang benar SS melakukan tindakan memegang tangan dan merangkul VV, namun kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. “Ceritanya SS ini memegang dan merangkul VV, tapi hal ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan, jadi tak perlu dibesar-besarkan.”, jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan SS, selaku terduga, ketika dikonfirmasi via telepon menyebutkan bahwa benar apa yang dikatakan kades (memegang dan merangkul), namun SS mengatakan hal ini sudah diserahkannya kepada kades, dan ia berharap kasus ini tidak perlu dipublikasikan. “Saya sudah menyerahkan sepenuhnya hal ini kepada kades, tolong perihal ini jangan dipublikasikan.”, ungkapnya kepada awak media.
Meskipun kasus dugaan pelecehan yang diduga dilakukan oknum Sekdes Tanjung Baru tersebut, sudah diselesaikan secara kekeluargaan, namun warga desa Tanjung Baru tetap merasa khawatir atas isu yang beredar dikalangan masyarakat desa Tanjung Baru tersebut, mereka takut apabila dikemudian hari, hal serupa akan terjadi lagi dan menimpa salah satu keluarga mereka, karena yang terduga dalam kasus tersebut merupakan oknum Sekdes yang notabanenya adalah pejabat di desa mereka. Dimana seharusnya bisa menjadi tauladan dan memberikan contoh yang baik, bukan malah sebaliknya.
“Kami khawatir pak, apabila kasus ini didiamkan dan tidak ada tindak lanjut, hal seperti ini akan terulang lagi dikemudian hari, bukan tidak mungkin hal serupa akan menimpa salah satu anggota keluarga kami.”, ungkap salah satu warga yang tak ingin disebutkan namannya.
(Team)
Komentar