Berita Sidikkasus.co.id.
Manggarai NTT – Diduga pihak kontraktor pelaksana, yang mengerjakan Lapisan penetrasi (Lapen) diruas jalan Poco Bung, Desa Poco, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), hanya sebuah tameng untuk mendapatkan uang banyak dari proyek lapen yang dikerjakannya.
Ruas jalan Poco Bung tersebut, merupakan peningkatan pemeliharaan periodik, pada anggaran tahun 2020 lalu, dan pemenang tender ruas jalan itu, dimenangkan oleh CV Harum Karya Jaya, yang beralamatkan BTN Langkas Damai, block C nomor 74 Kelurahan Wali, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai NTT, dengan pagu dana Rp.699 982 472, 63, yang disebut nama Kontraktor pelaksananya Aci Me (Meme red).
“Menurut beberapa orang warga Desa Poco, yang ditemui Sidikkasus, belum lama ini, dilokasi ruas jalan, kampung Poco, yang enggan nama mereka disebut, mengaku, bahwa usia ruas jalan ini, umurnya belum lama, masi dalam hitungan bulan, akan tetapi kondisinya saat ini sudah rusak, dan diduga selaku kontraktor pelaksana yang mengerjakan lapen ruas jalan ini, hanya sebuah tameng untuk mendapatkan uang banyak hasil dari proyek yang dikerjakannya”. duga mereka.
Lanjut mereka, tidak salah kalau ruas jalan ini cepat rusak, karena menurut warga masyarakat setempat yang menyaksikan langsung pengerjaan ruas jalan itu, penyiraman aspalnya terlalu tipis dan tidak merata. aku mereka.
Lanjut mereka, dan akibat penyiraman aspal terlalu tipis, sehingga mudah sekali terkelupas, pecah hingga hancur menembus batu telford. ungkap mereka.
Hasil pantaun Sidikkasus, yang kedua kalinya di Poco Bung itu, terlihat disepanjang ruas jalan, tepatnya dipertigaan jalan menurun menuju kampung Bung, tampak terdapat titik titik kerusakan yang parah.
Selain terdapat aspalnya terkelupas, juga terdapat retak dan pecah hingga menembus batu telford, baik dibadan jalan maupun pada bibir bahu jalan.
Aci Meme, selaku kontraktor pelaksana, yang dihubungi Sidikkasus, melalui nomor ponselnya, belum lama ini, guna mengkonfirmasi terkait lapen rusak yang diadukan warga masyarakat setempat, menanggapinya dengan meminta Sidikkasus untuk menemui pihaknya di kios kontraknya di Bilas Kelurahan Pau, guna melanjutkan klarifikasi. Namun setelah Sidikkasus tiba dan menemui pihsknya, bukannya mengklarifikasi terkait aduan warga masyarakat atas lapen rusak yang dikerjakannya, malah menyampaikan keluhannya, soal wals atau alat penggilas dan greser alat giling batu, miliknya yang telah dirusaki warga setempat dengan menggunakan palu, lantaran tidak mengindahkan permintaan warga, entah apa yang diminta warga.
“Katanya, saya ini pusing, karena seorang perempuan,;tanpa siapa siapa lagi, apa dosa saya terhadap mereka, sehingga selalu menelorkan saya, karena saya tidak turuti permintaan mereka, lalu mereka langsung merusaki alat gilas dan greser milik saya, dengan menghantamnya menggunakan palu hingga pecah dan rusak”. akunya.
Tidak puas mereka menghancurkan barang barang saya lanjutnya, berkali kali juga mereka mengancam melaporkan saya ke polisi, tanpa memberitahukan kasus apa yang dilaporkan itu. ungkapnya.
Selanjutnya, aci Meme meminta Sidikkasus, untuk memediasi masalah yang sedang menimpa dirinya, sekaligus meminta Sidikkasus untuk tidak mengexpose beritanya. (timsidikkasus).
Komentar