Di Balik Meriahnya Adat Kebo – Keboan Alasmalang, Menuai Pertanyaan Tokoh Masyarakat

BANYUWANGI, JKN – Sabtu, 3/11/18. Satu tahun sekali, Setiap perubahan Tahun Baru Islam yang jatuh pada bulan Muharam ( Suro ) warga Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Banyuwangi. Gelar ritual adat yang dikenal dengan sebutan “Kebo – Keboan”. Dalam beberapa tahun terakhir ini kegiatan tersebut sudah naik kelas menjadi Destinasi Wisata Banyuwangi.

Bukan rahasia lagi dalam beberapa tahun terakhir kegiatan tersebut mendapat asupan dana dari Pemerintah pelaksanaannya. Rumor yang beredar bantuan dari Pemerintah berkisar pada angka puluhan juta rupiah. Namun sedikit jadi pertanyaan tokoh juga warga ternyata setiap usai acara Panitia diduga tidak melaporkan terkait serangkaian proses pengelolaan kegiatan.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat Dusun Krajan Desa Alasmalang inisial ” SH ” yang enggan disebut nama terangnya di media, menuturkan. Bahwa dirinya penasaran seperti apa hasil pengelolaan dari kegiatan itu. Tokoh ” SH ” menyoal bagaimana dana dari hasil parkir, dana dari sponsor, dan dana dari Pemerintah jutaan rupiah itu. Bahkan Tokoh ” SH ” ini menduga seakan – akan kegiatan adat ” Kebo – Keboan “ tersebut jadi lahan bisnis keluarga.

” Adat Kebo – Keboan itu bukan milik keluarga tapi milik masyarakat. Kalau dulu – dulu acara ini juga dapat bantuan dari Pemerintah, meskipun kecil tapi selesai acara masih ada sisa untuk kas dan transfaran. Yang sekarang bantuan besar nilainya puluhan juta, tidak ada kejelasan, tidak terbuka, dan tidak ada laporan pertanggung jawabannya bagaimana, tahu – tahu ada kabar min, ” tuturnya Sabtu 3/11/2018.

Kepada awak media Tokoh masyarakat ” SH ” itu mengaku ajak warga yang lain akan klarifikasi kepada Pemerintah Desa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Sepertinya ” SH ” benar – benar yakin mendapati ketidakberesan dalam pengelolaan ivent adat ” Kebo – Keboan”. Dikatakan pula warga pemeran ritual “Kebo – Keboan” yang kerap kali terpampang di baliho bernama Sumardi sudah tidak lagi diberi peran. Pasalnya menurut ” SH ” Panitia yang sekarang melupakan tokoh – tokoh lama penggagas adat tersebut.

Untuk perimbangan informasi tersebut, awak media konfirmasi Ketua Panitia adat “Kebo – Keboan” Alasmalang bernama Indra Gunawan. Pertama awak media informasikan terkait keluhan warga yang pertanyakan laporan pertanggung jawaban kegiatan “Kebo – Keboan”.

” Wah kalau itu urusannya dana dari Desa kok, ya nanti biar Desa yang menjelaskan, ” jawabnya Sabtu 3/11/2018 via selulernya.

Berikut awak media tanyakan nilai bantuan dari Pemerintah melalui Desa diakuinya dapat bantuan sebesar Rp.70.000.000 . Sementara habisnya biaya menurut Indra Gunawan sebesar Rp. 98.000.000.

” Yang ngomong itu suruh ganti, yang ngomong yang tanyak suruh ganti suruh datang ke Kepala Desa, suruh ganti uang saya, ” sergahnya.

Sementara Sekdes Alasmalang dalam konfirmasinya terkait nilai bantuan untuk “Kebo – Keboan” dijelaskan singkat via WhatsApp nya senilai Rp. 80.000.000. Keterangan Sekdes diklarifikasi kepada Indra Gunawan katanya diterima sebanyak Rp. 70.400.000 setelah dikurangi pajak.

Indra Gunawan menyesalkan dan mempertanyakan apa maksutnya mereka yang mengkritik dan menjelek – jelekkan dirinya. Sementara menurutnya waktu ada pilihan jadi Panitia tidak ada yang mencalonkan diri, pada tidak mau jadi Panitia.

” Disuruh jadi gak ada yang mau, waktu pilihan gak ada yang njago, tapi ngomong, tapi jelek – jelekin saya, itu maksutnya apa. Saya itu tidur lebih baik, tapi menngkritisi terus yang kurang begini, kurang begini lah. Maksut saya nyalono biar dipilih orang kan selesai to, ” ungkapnya dengan sedikit nada kesalnya.

Ketika ditanya masalah transfaransi Indra Gunawan dengan tegas merespon,

” Ya untuk apa, gak transfaran karena setiap tahun min terus. Mereka kan hanya tanyak saja, habis tanyak mereka tidur masak mungkin mau membantu bayar hutang. Saya ini hanya karena ikut merasa itu tinggalan leluhur saya. Jelaskan pada mereka biar tahu, “

Lanjutnya, ” Biaya Kebo – Keboan itu 100 juta lebih kalau dirinci dengan pengeluaran pribadi saya. Pendapatannya hanya 70 juta, pendapatan dari uang parkir kurang lebih 14 juta di tiga lokasi, itu belum dipotong rokoknya orang – orang. Keamanan habis 6 juta untuk Polisi, Koramil, dan Satpol PP, ” pungkasnya.

Sampai dilansirnya berita ini Kepala Desa Alasmalang Hady Surigo dikonfirmasi, belum memberikan keterangannya. Dihubungi lewat telefhone tidak diangkat, lewat pesan singkat WhatsApp hanya dibaca tidak ada tanggapan. ( Ted )

Komentar