LAHAT – JKN.
Diduga dari akibat ulah PT.Banjar sari peribumi (BP) kini Sungai Gegas yang berada di Desa Gedung Agung Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, hampir tidak bisa di gunakan masayrakat lagi karna air sudah kotor dan bau dan masyarakat setempat berangsur angsur mulai tidak menggunakan air tersebut.
Rasa hawatir dan takut yang menghantui warga sekitar, akan menganggu kesehatan kalo masih memeksakan mengunakan air Sungai Gegas tersebut,Dan sangat di sayangkan lebih” dari Oknum kepala desa (kades) tidak ada mengambil tindakan dan terkesan buta tuli terkait keluhan masyarakat sekitar.
“kini kondisi air sungai sudah hitam dan berbau. Warga tidak berani menggunakan air tersebut, karena sudah ada warga yang terserang penyakit seperti gata gata,” ungkap Deka (37) warga Desa Gedung Agung Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, sabtu (01/06/2019).
Masih kata deka,dugaan limbah yang telah bercampur dengan air Sungai Gegas ini, sudah cukup lama berlangsung. Bahkan, kata Deka, persoalan tersebut, telah dilaporkan kepada Kades, tapi tidak ada tindakan.
Diduga pencemaran teraebut , Berasal dari PT Banjarsari Pribumi (BP)yang aktifitasnya dipinggir Sungai,” tambah Deka.
Ia menjelaskan, selain lemahnya pengawasan oleh dinas terkait, dari Pemkab Lahat, membuat perusahaan serta merta membuang limbah. Sedangkan banyaknya perusahan yang ada di Lahat hampir rata rata tidak memiliki Instalasi Penggelolaan Air Limbah (IPAL).
“Memang ada perusahaan yang menggunakan IPAL tapi tidak sesuai stamdar yang telah ditetapakan Menteri Lingkungan Hidup. Akibat dugaan pencemaran ini, air sungai mulai menggeluarkan aroma yang tidak sedap. Termasuk, sejumlah kebun karet milik warga mulai mengalami kekerimgan dan berujung mati,” tutur deka.
Sementara kata Wanto,salah satu warga gedung agung,itu bayak kebun keluarga aku yang rusak dan saya pernah mendatangi perusahaan utu minta penjelasan terkait masalah tersebut,dan perusahaan berjanji akan meyelesaikan masalah ini tapi sampai sekarang belom ada titik terangya.
“Kalau kondisi ini terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan sejumlah warga sekitar akan sengsara. Dampak dari pencemaran ini, di beberapa titik lokasi banyak sejumlah kebun karet mengalami kurang getah karena pohon pohon terancam punah,” pungkasnya.
Sementara, Humas Banjarsari Pribumi (PT Bp) Joko melalui bagian ADM Nata, dikonfirmasi terkait keluhan warga serta dugaan pencemaran aliran sungai tak menapik. Namun, dirinya memintak agar pemberitaan juga harus sesuai dengan kode etik jurnalis.
“ Sa,at si kompeemasi melalui Wa,maaf, saya lagi DL. kalau mau untuk lebih lanjut silakan datang pada Senin nanti dan bisa konfimasi langsung dengan Humas PT BP” Alan
Komentar