Dampak Guru Yang Tidak Efektif Terhadap Pendidikan

Berita,Sidikkasus.co.id

Seperti kita ketahui dan kita kenal sehari-hari guru merupakan orang yang harus di gugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki charisma atau wibawa hingga perlu untuk di tiru dan di teladani. Karena guru adalah sebagai panutan serta sebagai orang tua yang mengayomi dan mengasuh siswa-siswinya yang berada di lingkungan formal. Sejalan dengan profesional guru tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal. Guru juga memiliki peran yang bersifat multi fungsi, lebih dari sekedar yang kita tuangkan pada produk hukum tentang guru.

Tujuan pendidikkan yang diajarkan guru jelas harus menampakkan terjadinya perubahan dalam diri siswa-siswi dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang sulit menjadi mudah, dari tidak paham menjadi paham, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dan tidak terarah menjadi terarah.

Disamping itu dapat membangkitkan motivasi belajar. Tapi sesuai dengan tema yang saya angkat pada pembahasan kali ini” dampak guru yang tidak efektif. Dimana pada kenyataan yang ada banyak juga guru yang lari dari tanggung jawabnya sebagai pendidik yang berkualitas dan profisional sebagai guru yang malah pada kenyataannya hanya membuat peningkatan motivasi belajar siswa-siswi itu berkurang akibatnya kemalasan, cuek dalam mengerjakan tugas sehingga timbulnya rasa ketidak nyamanan didalam kelas maunya keluar karena metode yang membuat dia bosan dan ada juga yang tibul dibenak siswa kata-kata samaran yang ia berikan kepada guru tersebut yang terkesan menurut meraka lucu sebagai gurauan tetapi sebenarnya itu masuk pada karakter yang tidak baik.

Dari situlah timbul rasa bosan kepada siswa-siswinya saat berlangsung proses mata pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Karena metode atau cara pengajarannya yang cenderung hanya memberikan tugas atau mencatat saja atau juga metode pengajarannya menggunakan metode ceramah lalu siswa-siswinya ditugaskan mencatat materi yang guru berikan tersebut. Tanpa memperhatikan skologi anak yang cenderung mudah bosan karena metode yang di gunakan tidak menarik dan membosankan.

Disitulah pengaruh pengajarannya atau dampak yang diperoleh siswa-siswinya adalah timbul rasa bosan dan kurang berminat ketika tiba waktu hari guru tersebut akan mengajar, hasil yang di peroleh siswa-siswinya kurang efektif dalam pelajaran yang sedang di ikutnya. Kebanyakan yang kita temui guru mengajar lalu memberikan tugas, lalu guru tersebut keasikan bermain hp sehingga dia tidak memperhatikan dampak dari sikapnya yang menjadi panutan siswa-siswinya, dia tidak peduli dengan siswa-siswinya yang sedang mengerjakan tugas mata pelajaran yang di berikannya. Pasti siswa-siswinya yang didalam kelas itu ribut, saling mengejek bahkan ada juga yang tidak mau membuat tugas tersebut sehingga pencapaian hasil nilai ujiannya tidak efektif, nah kalau begini metode guru dalam mengajar berarti proses dalam pengajaran dan dalam suatu mata pelajaran itu jelas tidak akan efektif. Dampaknya kepada siswa-siswinya hilang semangat belajar, menurunnya nilai yang di peroleh siswa-siswinya, karakternya pun akan berpengaruh kepada siswa-siswi maka guru tersebut tidak dapat membangkitkan semangat siswa-siswi untuk belajar, karena terbukti membosankan.

Guru seperti ini akan sangat merugikan pihak sekolah terutama siswa-siswi yang diajarkan dan sangat di sayangkan juga karena propesi gurunya tidak digunakan semaksimal mungkin atau profesional. Terkait dengan metode atau cara yang digunakan guru tersbut berarti dia tidak terlalu teliti dalam membaca situasi dan karakter siswa-siswinya kurang efektifan dalam pengajaran tidak tercapai seharusnya pemimpin sekolah yang didalamnya terdapat guru yang tergambarkan diatas harus pintar-pintar membaca kondisi dan mengadakan pengawasan baik yang baik dan efektif. Jadi disini juga peran kepala sekolah sangat penting, begitu juga menjadi yang menjadi pengawas jangan kita hanya melihat hasilnya tanpa membuktikan yang reel tentang metode pengajaran guru terhadap siswa-siswi yang dia ajarkan.

Entah contoh guru seperti diatas itu sebenarnya tidak menyadari akan dampak buruk di alami siswa-siswi tersebut karena pendidik yang mengasuh mereka tidak melaksanakan metode yang membangun keinginan siswa-siswi yang bahwa dia tidak efektif atau mengajarkan siswa-siswi tersebut karena didalam ia pengajarkan materinya siswa-siswi bosan karena dia Cuma menyuruh siswa-siswi mencatata materi yang ia berikan dia tidak menjelaskan dia hanya sibuk dengan kesibukannya sehingga dia sudah tidak tau siswa-siswinya apakah ini yang di sebut guru yang efektif? Kalau begini guru-guru disekolah banyak siswa-siswi yang malas dan bosan jadi dia bisa dikatakan guru yang tidak efektif dalam mengajarkan siswa-siswi tersebut.

Kalau kita ambil contoh yang diatas pengertian guru, guru adalah dapat ditiru tapi kenyataannya tidak sesuai dengan bagaimana semestinya. Dampak dari guru yang tidak efektif dalam pengajarannya sebagai seorang pendidik.

Seperti pada gambaran diatas dapat kita lihat bersama dimana proses pembelajarannya tidak efektif ada sebagian siswa yang menulis, ada yang bercakap-cakap otomatis sebagian proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak efektif karena hanya sebagian yang memperhatikan guru menjelaskan yang lainnya lagi hanya bermain.

Jadi sekolah itu tidak berkembang atau hanya diam ditempat (tidak ada perubahan yang terjadi) karena prestasi siswa-siswinya malah sangat rendah dan dampak yang kan di peroleh nantinya siswa-siswi tersebut akan mengalami keterbelakangan atau tidak bisa bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain yang menggunakan tenaga guru yang profesional, pengoperasionalan guru yang tidak efektif dalam pengajarannya didalam kelas dampak itu akan sangat terasa dan merugikan siswa-siswi tersebut. Kalau begitu siapa yang disalahkan pemerintah, orang tua, dan kepala sekolah hal yang tidak mungkin kita dalam hal ini akan saling menyalahkan. Nah, disini peranan yang sangat diutuhkan secara optimal melakukan pengawasan dan evaluasi adalah pimpinan atau kepalah sekolah dari sekolah tersebut. Disini kepalah sekolah harus jelih melihat situasi dan kondisi dari suatu lembaga pendidikan formal yang sedang di pimpinnya. Disini sangat dibutuhkan kerja sama antara guru dan siswa-siswi tersebut. Dalam hal ini pengkoreksian diri sangat diperlukan dari guru tersebut ketika ia masuk di dalam kategori guru yang tidak efektif dalam mengajar maka sangat kita harapkan kepada guru tersebut harus menyikapinya dengan berusaha mengganti atau menanggulangi metode atau cara pembelajaran yang ia kerjakan. Agar proses belajar siswa-siswi tersebut akan menghasilkan hasil yang optimal sesuai dengan guru sebenarnya, harapan siswa dan harapan orang tua yang menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan yang baik dan optimal.

Tim Kreatif Kantor Berita Sidik Kasus Sumatera Selatan

Komentar