Berita Sidikkasus.co.id
PROBOLINGGO – Nur Komaria, warga Jalan S Parman RT 4 RW 3 Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan mengungkapkan apa yang dialaminya ke media sosial Pemerintah Kota Probolinggo. Jumat (27/2) sore, sebuah pesan masuk ditujukan kepada Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin tentang nasib tiga anak Nur Komaria.
Nur Komaria, tinggal di rumah peninggalan mertuanya bersama sang suami, Andika Galces dan ketiga anaknya. Ialah M Abidzar Alghifari, 6 tahun; M Ali Alfatih, 2 tahun dan Alisah Nur Salsabilah usia 9 bulan.
“Saya melihat informasi ini dua hari lalu dari inbox facebook Pemerintah Kota Probolinggo. Coba kalau tidak melaporkan, saya tidak akan tahu apa yang dialami oleh warga saya,” ujar Wali Kota Habib Hadi, yang mengunjungi Nur Komaria, Selasa (2/3) pagi.
Di rumah yang sederhana, di dalam gang sempit, Nur Komaria terlihat sedang mengurus ketiga anaknya. Ria – nama sapaan Nur Komaria, mengaku karena himpitan ekonomi dan membutuhkan bantuan membuat dirinya memberanikan diri mengirim pesan kepada wali kota.
Dua anak Ria mengalami gangguan tumbuh kembang. Abidzar si anak pertama, punya semangat tinggi dan selalu merespon jika diajak berkomunikasi. Ia begitu antusias saat berinteraksi dengan wali kota. Sedangkan Ali terus menangis dan digendong ibunya. Alisah pun digendong oleh pamannya. Sang ayah sedang tidak di rumah, ia bekerja sebagai pedagang ember plastik di luar Kota Probolinggo.
Pagi itu, dengan mengendarai sepeda motor, wali kota juga mengajak Perangkat Daerah terkait seperti Kepala Dinas Sosial P3A Rey Suwigtyo, Kepala Dispenduk Capil Sukam, Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah, Plt Kepala Dinkes P2KB dr NH Hidayati dan Camat Mayangan M Abbas serta dokter dari Puskesmas Jati.
Wali Kota Habib Hadi menegaskan, kepada seluruh kepala dinas agar segera melakukan langkah konkrit dalam membantu Ria dan anak-anaknya. Perempuan kelahiran tahun 1996 itu mengaku kehilangan KTP, dua nama anaknya belum masuk dalam KK, BPJS masih berstatus mandiri dan menunggak.
“KTP dan KK tolong diuruskan, Dinkes alihkan BPJSnya ke BPJS pemerintah, UHC ya. Sambil diurus Dinkes, Capil segera bergerak biar bisa sama-sama jalan,” perintah wali kota.
Soal masalah kesehatan ketiga anak tersebut, Habib Hadi meminta puskesmas dan rumah sakit segera memeriksa secara menyeluruh agar dapat tertangani. Dinas Sosial P3A dan Baznas pun digerakan oleh wali kota agar ikut membantu.
Kepada Ria, Habib Hadi berpesan agar selalu berdoa karena doa orangtua itu terpenting untuk anak-anaknya. “Apa ada lagi yang ingin disampaikan?,” tanya wali kota ke Ria. “Saya tidak punya kendaraan (untuk memeriksakan anaknya ke puskesmas dan rumah sakit) sama pampers itu, Pak,” jawab Ria.
Diungkapkan wali kota, bahwa Ria dan suaminya tidak perlu khawatir soal kendaraan karena ia bisa memanfaatkan ambulans siaga milik pemerintah. Jika menghadapi situasi kedaruratan dan tidak ada siapa-siapa di rumah, Ria diminta menghubungi call center 112.
“Saya mengimbau untuk warga jangan ragu dan takut inbox ke medsos Pemerintah Kota Probolinggo. Apa yang jadi harapan, akan kami tindak sesuai aturan yang ada. Jadi, tidak ada hak-hak masyarakat yang hilang khususnya masalah kesehatan,” tegasnya.
Ria yang ditemui di sela kunjungan wali kota, mengatakan perasaannya yang campur aduk. Ia lega, bahagia sekaligus terharu. “Alhamdulillah senang, bisa dikunjungi dan mendapat perhatian dari Bapak Wali Kota. Saya menulis pesan di facebook itu karena masalah ekonomi dan saya butuh bantuan,” tuturnya.
Hanya satu jam berselang dari kunjungan Wali Kota Habib Hadi, kelengkapan berkas yang dijanjikan kelurahan dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil akhirnya selesai. Berkas yang diserahkan Kepala Dispenduk Capil Sukam antara lain KK, akte kelahiran dan Kartu Identitas Anak sudah diterima Ria. (Yulio)
Komentar