Butuh Perawatan, Adek “Alfin” Balita di Situbondo Tidak bisa lagi Gunakan KIS-nya

Berita Sidikkasus.co.id

Situbondo – Jawa timur (15/05/2020) seorang balita bernama lengkap Alfin Nur Ramadhani yang dinilai menderita penyakit Infeksi paru-paru dan Hidrosefalus sedang di tangani salah satu rumah sakit (RS) Surabaya, hari ini pihak Keluarga “Alfin” (nama panggilan) alami kebingungan setelah Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dibayarkan pemerintah dikonfirmasi tidak bisa digunakan sebab Non Aktif. (14/05/2020).

Melalui keterangan yang dihimpun rekan media bahwa Adek alfin (nama panggilan balita itu) lahir 03 Juni 2018 beralamat di RT 02 RW 10 Dusun Gadding Desa Wonokoyo Kecamatan Kapongan, dan hari ini justru bernasib kurang baik disebabkan jaminan kesehatan atau KIS adek alfin yang telah digunakan kurang lebih setahun maka secara tiba-tiba non aktif tidak bisa digunakan kembali, dan sejak minggu ini adek alfin menggunakan biaya umumnya.

Sementara berdasarkan informasi warga setempat bahwa Alfin merupakan putri sulung Julia Rusdiana Shalehah (22) yang mengalami sakit sejak usia hampir setahun, Pasalnya awal mula sakit demam tinggi namun merembet kepada organ tubuh lainnya hingga hari ini harus dirawat intensif di salah satu rumah sakit (RS) di kota Surabaya Jawa timur.

Menurut Julia nama panggilan Ibu kandung Alfin menyampaikan kronologi singkat sejak lahir Alfin tumbuh sehat sebagaimana bayi pada umumnya namun diusianya menginjak satu tahun secara tiba-tiba mengalami sakit demam.
“Namun demamya kian hari tambah tinggi, lalu dibawa ke puskesmas setempat dan setelah dilakukan perawatan akhirnya diambil keputusan untuk dirujuk ke salah satu RS swasta di kabupaten Situbondo, meski demikian pihak RS menyarankan agar segera di rujuk ke salah satu RS di surabaya untuk mendapatkan penanganan lebih serius”. Ujarnya

Keterangan dilanjutkan oleh Ibu Alfin bahwa awalnya kami sekeluarga hanya mengira penyakit yang diderita Alfin hanya demam biasa meski tidak diketahui secara pasti penyebabnya, karena demamnya tambah tinggi sehingga diperiksa kepada ahlinya bahkan juga dilakukan pengobatan alternatif namun setelah diperiksa ke puskesmas setempat lalu dirujuk dan ditangani salah satu RS di Situbondo seolah-olah tampak belum ada tanda-tanda membaik.

“Tambah hari kondisi alfin dinilai semakin memburuk hingga diputuskan kembali agar dibawa ke RS di Surabaya karena diduga dari penyakit awal yang diderita telah mengenai syaraf hingga organ tubuh lainnya bahkan saat ini alfin dikonfirmasi telah infeksi paru-paru dan mengidap penyakit hidrosepalus (Hydrocephalus) yang kondisi lehernya dilubangi hingga memakai selang dihidungnya sebagai alat bantu pencernaan dan pernapasan”. Ungkap sang ibu melalui ponselnya malam (14/05/20)

“Saya hanya bisa berharap dan berdoa serta berusaha agar Alfin masih dapat disembuhkan dan bisa beraktifitas layaknya seorang balita seumurannya” Harapnya

Sedangkan menurut Samsul Arifin selaku perangkat Desa Wonokoyo membenarkan berdasarkan pengakuan keluarga bahwa alfin telah ditangani pihak RS di surabaya kurang lebih hampir setahun, sementara hari ini kondisi Alfin sangat memprihatinkan karena selang masih menancap di leher yang berlubang serta melalui hidung.

“Ada hal yang lebih memprihatinkan melihat kondisi alfin bersama keluarga ketika menyampaikan bahwa jaminan kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari pemerintah atas nama Alfin Nur Ramadhani dikonfirmasi secara tiba-tiba berstatus non aktif oleh pihak RS”.

Lebih lanjut Samsul menambahkan ketika mendengar KIS Alfin dikonfirmasi tidak aktif maka dirinya langsung bergerak untuk menindaklanjuti perihal dimaksud sebab keadaan ekonomi keluarga diakui dan diketahui tergolong tidak mampu.

“Kami langsung meminta kelengkapan berkas data kependudukan untuk berkordinasi dengan pihak BPJS dan pihak terkait, sementara hasilnya KIS yang dimiliki Alfin berstatus tidak aktif dan salahsatu konfirmasi yang diperoleh sementara penonaktifan langsung dari sistem atau aplikasi”. Terang Samsul pria yang sekaligus kepala dusun setempat.

Informasi diatas juga dibenarkan ketika dikonfirmasi kepada ibu dan nenek alfin melalui telepon selulernya tentang kebingungannya ketika pihak RS di Surabaya menyampaikan bahwa KIS dari atas nama Alfin dinilai tidak bisa digunakan sebab berstatus non aktif.
“Padahal sejak awal berada di RS Surabaya kira-kira sejak bulan juli 2019 hingga di awal bulan 2020, proses perawatan dan kontrolan ditanggung oleh KIS tersebut namun kali ini karena dikonfirmasi tidak aktif maka kami harus membayar secara jalur biaya umum”. Ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh rekan-rekan lembaga pergerakan kesejateraan anak bangsa (PERKASA) yang ikut membantu mencarikan solusi tentang kepastian KISnya yang dinilai tidak aktif dengan mengunjungi Dinas Sosial bagian SLRT.

“Setelah dilakukan crosscheck atas nama Alfin Nur Ramadhani alhasil memang berstatus non Aktif, bahkan dikonfirmasi telah menjadi kebijakan dan kewenangan pihak pusat, sedangkan pihak kabupaten juga tidak begitu paham akan mekanisme penonaktifan KIS, namun kami akan berupaya membantu semampunya untuk dicarikan solusi bersama”. Tandas anggota lembaga Perkasa itu.

Lebih dari hal itu saat ini pihak keluarga Alfin hanya bisa berharap kepada pemerintah maupun pihak-pihak terkait agar bisa memberikan bantuan komunikasi dan solusi tentang keberadaan KIS alfin yang non aktif agar bisa aktif kembali sebab kondisi alfin sangat membutuhkan perawatan intensif untuk proses pengobatan hingga penyembuhannya.

“Sejak kemarin Alfin telah dirawat kembali menggunakan biaya umum karena KISnya tidak bisa digunakan dan selama di Surabaya kami berada dirumah singgah di jl. Taman Borobudur No 24 pacarkeling Surabaya, “Mohon sambungan doanya”. Imbuhnya

(Amin)

Komentar