Bupati Ingatkan Bahaya Peredaran Narkoba di Sekolah

Berita sidikkasus.co.id

SIDOARJO – Presiden Joko Widodo menetapkan penanggulangan bahaya Narkoba. Pasalnya semakin marak penyalagunaan Narkoba. Kasus penyalagunaan Narkoba yang melibatkan anak-anak di usia Sekolah Dasar/SD juga banyak ditemukan. Hal tersebut dikemukaan Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah SH.,M.Hum saat menghadiri sosialisasi bahaya narkoba yang dikemas dalam program Tilik SD se Kabupaten Sidoarjo BNN Kabupaten Sidoarjo yang digelar di SDN Jumput Rejo Kecamatan Sukodono, Selasa, (17/12).

Bupati melanjutkan peredaran Narkoba dilingkungan sekolah semakin bertambah banyak. Motif seperti itu sengaja dilakukan bandar Narkoba sebagai jalan aman agar tidak terjerat hukum. Oleh karena itu semua pihak diharapkan dapat mencegahnya. Narkoba sebagai musuh bersama diharapkan dapat diberantas bersama-sama. Seperti halnya yang dilakukan BNN Kabupaten Sidoarjo melalui sosialisasi seperti ini.

H. Saiful Ilah mengatakan upaya deteksi dini penyalagunaan Narkoba dapat dimulai dari keluarga. Orang tua hendaknya dapat mengawasi tingkah laku putra putrinya. Selanjutnya dimulai dari lingkungan sekitarnya. Termasuk di lingkungan sekolah. Sosialisasi bahaya peredaran Narkoba ditempat-tempat pendidikan seperti ini perlu terus dilakukan. Dengan begitu upaya pemberantasan peredaran gelap Narkoba dapat terus dilakukan.

“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sidoarjo untuk ikut serta secara aktif dalam upaya pemberantasan peredaran gelap Narkoba dengan dmulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar kita,”ajaknya.

Sementara itu Kepala BNN Kabupaten Sidoarjo AKBP Toni Sugiyanto mengatakan kegiatan Tilik SD se Kabupaten Sidoarjo merupakan inovasi BNN Kabupaten Sidoarjo. Tujuannya untuk membekali pengetahuan bahaya Narkoba kepada anak-anak sekolah. Melalui sosialisasi seperti ini diharapkannya murid-murid SD dapat menolak Narkoba dilingkungan sekolahnya. Diungkapkannya data dari BNN pusat menyebutkan kasus penyalagunaan Narkoba pada pelajar hampir 2 juta anak di seluruh Indonesia. Sedangkan usia penyalagunaan Narkoba yang terjadi antara 10-59 tahun. Oleh karenanya sosialisasi dilingkungan pendidikan seperti ini penting dilakukan untuk menangkal penyalagunaan Narkoba sejak dini.

“Kami punya program namanya Tilik SD, kita mulai bulan Maret sampai sekarang yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo,”ucapnya.

AKBP Toni Sugiyanto berharap melalui program seperti ini akan mampu menangkal penyalagunaan Narkoba dilingkungan sekolah. Dengan begitu jumlah kasus penyalagunaan Narkoba dilingkungan sekolah akan berkurang. Dirinya mengatakan sejak program Tilik SD se Kabupaten Sidoarjo digelar ada lebih kurang 54 ribu siswa yang disambangi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah/Bappeda Kabupaten Sidoarjo Dr. Heri Soesanto, SH, MH yang hadir mendamping bupati mengatakan Pemkab Sidoarjo menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penanggulangan bahaya Narkoba. Salah satunya dengan dibentuknya Perda Kabupaten Sidoarjo Nomer 3 tahun 2018 tentang Fasilitasi P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalagunaan dan Peredaran Gelap Narkotika). Tahun 2020 nanti Pemkab Sidoarjo akan melakukan program fasilitasi P4GN di tingkat RT (Rukun Tetangga). Anggaran hampir Rp. 3 Milyar akan dibagi keseluruh RT yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Program-program seperti ini secara simultan akan terus dilakukan. BNN Kabupaten Sidoarjo diharapkan dapat bersinergi dengan OPD Kabupaten Sidoarjo. Dengan begitu upaya penanggulangan bahaya Narkoba di Kabupaten Sidoarjo dapat terus dilakukan. (Ron).

Komentar