Berita sidikkasus.co.id
Biozek, alat uji cepat atau rapid test Covid-19 yang didatangkan Kimia Farma dari Belanda diduga bermasalah.
Hasil investigasi Sidikkasus.co.id bersama Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia, Adenia, justru menemukan bahwa alat itu bukan produksi Belanda tapi China.
Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma, Andi Prazos menuturkan, kesepakatan dengan Perusahaan Farmasi Inzek Internasional Trading BV di Belanda terjadi awal April 2020.
Ia menyakini Biozek benar-benar diproduksi di Apeldoorn, Gelderland, Belanda. Kepercayaan itu diperkuat mana kala Inzek memperbolehkan Kimia Farma datang mengunjungi mereka.
“Ada sejumlah produsen tidak memperbolehkan kami menemui mereka, hingga kami tidak jadi deal,” ucap Andi, Senin, (11/5/20).
Berdasarkan penelusuran Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia bersama Sidikkasus.co.id menunjukkan Biozek bikinan Hangzhou Alltest Biotech Co. Ltd di Cina. Alat rapid test Covid-19 tersebut diduga dikemas ulang di Belanda.
Chief Executive Officer Inzek international Trading BV Zeki Hamid mengatakan situs Biozek tak bermaksud menyebut alat itu diproduksi di Belanda.
“Melainkan merupakan merek Belanda,” kata Zeki.
Alat uji cepat Covid-19 itu ditemukan memiliki akurasi buruk. Sedangkan Hangzhou Alltest Biotech Co. Ltd mengklaim Biozek memiliki akurasi di atas 90 persen dalam mendeteksi dua sistem antibodi saat tubuh terkena infeksi bakteri, kuman, atau virus.
Berdasarkan beberapa penelitian, salah satunya adalah Studi non-peer review dari Spanyol, menemukan dari 55 sampel positif berdasarkan tes PCR lebih dari setengahnya dinyatakan negatif palsu melalui pengujian Alltest.
“(Hasil) Negatif palsu adalah bencana,” ucap Marien de Jonge, ilmuwan yang terlibat dalam penelitian Coronavirus Disease.
Laporan : Adeni Andriadi
Komentar