Berita Sidikkasus.co.id
LUMAJANG – Pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia sejak awal Maret lalu membuat dunia pendidikan terkena imbasnya. Kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka, terpaksa harus dilakukan secara dalam jaringan ( daring ) atau online.
Hal ini ternyata menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari siswa, orangtua, hingga para pengamat pendidikan bahkan politisi. Hal ini karena banyaknya kendala yang dihadapi selama praktik sekolah daring.
Berbicara Masalah kendala tentang belajar Daring. SMPN 01 Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa timur ( Jatim ) sudah menyelesaikan semua kendala yang terjadi pada siswanya.
“Ya benar, kalau dari awal memang iya, namun saat ini semua kendala sudah bisa teratasi,” ungkap Kepala Sekolah SMPN 01 Tempeh, Sujanar, S.Pd. M.M., saat ditemui sidikkasus.co.id, di Ruang kerjanya, Kamis ( 01/10/2020 ).
Pihaknya mengaku sudah mengantisipasi dengan hal tersebut ( belajar Daring ). “Sudah diantisipasi melalui pertemuan dengan wali murid. Tidak banyak saat itu yang kesulitan, hanya kurang lebih 34 siswa”, jelasnya
Tapi sampai saat ini, dari ke 34 anak ini sudah Klir, karena orang tuanya sudah melengkapi dengan Handphone semuanya.
Ia mengaku masih ada kendala, yaitu kuota. tapi, Alhamdulillah, karena pemerintah ( Dinas pendidikan ) sudah melakukan pendataan handphone – handphone anak – anak melalui dapodik. “Insyaallah nanti akan dibantu oleh pemerintah untuk kuota”, jelasnya.
Lebih jauh Sujanar menjelaskan, bahwa sekolah SMPN 01 Tempeh siswanya ada juga yang dari daerah pesisir. Maka dari itu ada juga kendala, yaitu mengenai jaringan, contohnya seperti yang ada di daerah dusun translok, desa pandanwangi.
Namun masih beruntung, menurut Sujanar, di daerah itu kepala desanya sangat hebat, “di kantor desanya sudah menyediakan waifi gratis untuk anak anak belajar Daring”, paparnya.
“Alhamdulillah, selama ini tidak ada komplain dari orang tua siswa. Cuman ada pertanyaan dari murid, yaitu terkait kuota”, katanya.
Sujanar mengungkapkan rasa terimaksihnya kepada semua wali murid SMPN 01 Tempeh yang telah aktif dalam memantau putra putrinya.
Jadi, selain guru, imbau Sujanar, orang tua juga turut mendampingi atau mengontrol. “Kontrol interen dari keluarga masing – masing sangat penting, dan anak – anak diharapkan, dari pukul 07.00 hingga 12.00, agar tetap berada di dalam rumah. Jangan diperbolehkan keluar dari rumah, jangan diperbolehkan ke pasar, dan bermain. Jadi dalam posisi jam pelajaran yang hanya hanya 3 – 4 mata pelajaran /hari dengan durasi tiga jam sampai dengan empat jam itu diharapkan anak anak tetap dirumah”, imbaunya.
Jadi, lanjut Sujanar, dalam mengontrol anak anak itu, para guru enak. “Karena para guru ngontrolnya cuman lewat layar, kalau orang tua kan bisa mengontrol di rumah. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif”, jelasnya.
Selain itu, kata dia, ada beberapa anak yang belajar di sekolah. Karena adanya keterbatasan ( kuota ) dan alat. Jadi ada antara 1 – 3 anak, tidak boleh lebih.
“Ayo bersama dengan bapak ibu guru. Sesuai anjuran pemerintah. saya berharap anak – anak selalu memakai masker walau dirumah, jaga jarak ( physical distanching ) dan selalu melakukan cuci tangan, agar tidak terpapar Corona virus”, harapnya.
Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu, sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin. ( Riaman )
Reporter : Biro Lumajang.
Komentar