Banyaknya 332 Pengangguran Di Banyuwangi Akhirnya Holili Turut Bicara

Berita Sidik Kasus.co.id

BANYUWANGI – Santer beredar terkait pemecatan pegawai THL (Tenaga Harian Lepas) Pemda (Pemerintah Daerah) Kabupaten Banyuwangi yang mengakibatkan 332 orang pekerja menjadi pengangguran.

Sementara itu Ketua LSM PERINTIS Banyuwangi Holili Abdul Ghani. S.Ag. Kebijakan pemerintah saat ini kajiannya dari mana
“Menurut saya bagian anggaran itu tidak salah, dalam membaca APBD antara pendapatan daerah, dan belanja daerah seimbang tidak? Ternyata selama sekian tahun itu ada surplus sisa pendapatan. Nah terus yang di anggap beban 53 M pertahun untuk THL dari mana ? Karena di masa pandemi ini juga di program pemerintahan sekarang memulihkan ekonomi, dan ketika berbahasa memulihkan ekonomi dan memberi beban kepada penambahan pengangguran. Lah ini kajiannya dari mana ?” Ungkap aktivis ini di ruang kerjanya, Minggu 14/3/2021.

Lanjut kata Holili menyampaikan serta menyinggung terkait pemerintahan sebelumnya
“Karena kebijakan pemerintah atau Bupati sebelumnya terlalu mumukin, karena bupati mengambil kebijakan menurut kaca mata politik kepentingannya, tapi di satu sisi pemerintahan ini sistem dan harus di evaluasi. Di mana pendapat daerah dan pengelolaan daerah ini sudah di kaji apa belum, Sisi pemanfaatannya dan kegunaannya apa ? Karena THL ini sangat multi tafsir kalau di larikan ke politik. Mohon maaf, saya lihat para politisi di Banyuwangi ini tidak layak menjadi wakil rakyat. Karena apa, dalam mengkaji persoalan kecil ini seharusnya tidak butuh waktu lama. Dan saat ini Banyuwangi jangan bicara soal ekonomi, karena kebijakannya sudah tidak hadir,” terangnya.

Di singgung terkait pemerintahan yang baru, Holili menanggapi suport dan acungi jempol
“Karena Bupati yang baru ini, baru berselang beberapa hari saya menunggu 100 hari kerja yang dia lakukan dengan gencarnya turun ke beberapa sektor dengan ikon pemulihan ekonomi saya suport dan saya acungi jempol. Tapi, ketika ini menjadi wacana publik seorang Bupati harus menindak lanjuti. Apalagi besok hari Senin, tanggal 15 Maret 2021 ada Hearing untuk mendengarkan suara rakyat. Ketika hearing sudah di lakukan dan kebijakan untuk rakyat tidak segera di tetapkan, ini tidak berbeda jauh dengan Pemerintah sebelumnya yang tidak peduli kepada nasib rakyat yang banyak menderita.”

Holili melanjutkan, terkait pemecatan THL saya sangat kecewa, dan ini tidak manusiawi serta bermoral
“Pemecatan THL ini saya bicara tidak menyinggung terkait Pandemi, di luar pandemi pun ini tidak manusiawi. Saya justru sangat kecewa atas kebijakan pemerintah saat ini, karena akan menambah pengangguran, ini tidak manusiawi dan tidak bermoral. Karena apa, Banyuwangi ini jangankan mangangkat 332 THL di tambah 100 masih mampu. Evaluasi saya kependapatan daerah, pendapat daerah masih surplus kenapa merasa berat memberi gaji dan mengkaryakan yang notabenenya memulihkan ekonomi kerakyatan. Jadi kebijakan pemerintah saat ini sangat tidak tepat sasaran dan harus di pikirkan kembali.”

“Dan juga dengan adanya beberapa festival, berapa persen pendapatan daerah, Festival ini sejauh mana manfaatnya dan kaedahnya untuk Banyuwangi? Inikan juga membutuhkan biaya? Harus ada nya pengurangan festival yang menghambur -hamburkan pendapatan daerah, terkait bantuan hibah yang di peruntukan ke perhotelan, meskipun ada pertunjukan di sana – sini, saya cukup prihatin sekaligus menyayangkan sama sekali tidak ada manfaatnya. Saya kecewa 332 THL menjadi korban, justru THL yang harus di perjuangkan yang kelihatan ada manfaatnya, ” ucapnya dengan lantang.

Masih lanjut kata Holili menyayangkan,” dan ini sangat kecewa sekali, seharusnya bisa di ambil dari separuh perjalan uang dinas, potongan festival, uang jasa konsultasi dll, semua bisa lewat IT (Information Technology) baik study banding apapun itu, agar bisa tercapai kurang lebih 6 M yang seharusnya global pertahun kurang lebih 53 M untuk bisa membayar THL perbulan, hingga tidak terjadinya pemecatan dari pada THL yang sudah berkerja bertahun – tahun, jika itu memang harus di butukan,”
“Imbas dari pemecatan THL yang 332 penggawai ini, bukan hanya 332 orang yang tidak bisa makan bahkan bisa jadi lebih karena mereka juga menafkahi dari pada keluarga alias tulang punggung untuk keluarga,” ucap Holili dengan nada tegas dan lantang.

Reporter: Edi

Komentar