Berita sidikkasus.co.id
OGAN ILIR – Isu tentang virus Corona sanggat memberikan dampak negatif di sektor pendidikan bagi masyarakat luas di Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Orang nomor satu di Kabupaten (Bupati) Ogan Ilir (OI) diminta untuk bersikap tegas terkait soal pemberian bantuan biaya disektor pendidikan khususnya untuk para pelajar serta mahasiswa.
Menurut mahasiswa Ogan Ilir, “Peran orang nomor satu di Kabupaten Ogan Ilir dalam membantu Mmeringankan biaya pendidikan di Masa Pandemi, adalah sebuah “Harapan atau Ke-MUSTAHIL-an”.
Menurut, Edi Afriansyah,
Pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir harus dilaksanakan atas dasar aspirasi semua mahasiswa asli Kabupaten Ogan Ilir, karena yang membutuhkan bantuan keringanan biaya pendidikan dari Pemkab Ogan Ilir adalah mahasiswa asal Kabupaten Ogan Ilir.
“Ini upaya follow up dari kawan-kawan Mahasiswa, didalamnya tergabung dari kawan-kawan, kami sudah mengawal ditingkat Provinsi untuk menuntut Gubernur supaya memberikan bantuan kepada Mahasiswa di Sumatera Selatan,” jelas Edi.
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah Ogan Ilir seperti terkesan kurang perduli atas keberlangsungan pendidikan, khususnya untuk Mahasiswa di Kabupaten Ogan Ilir yang hari ini terkena dampak pandemi.
“Kami sangat mengharapkan bantuan dari Pemkab Ogan Ilir, atau justru malah Mahasiswa mendapat hasil nihil yang disebut Mustahil,” tegas dia.
Ia berharap, setelah hadirnya para rekan mahasiswa baik dari dalam ataupun luar Pulau Sumatera bisa memberikan pandangannya terhadap pendidikan dan arah gerak mahasiswa kedepan.
“Kemudian ditambah oleh kawan-kawan dari Muratara dan Sumatera Selatan yang memberikan kesaksian terhadap apa yang telah dilakukan masing-masing Pemerintah daerah.
Hingga menjadi acuan untuk Mahasiswa agar selalu menjadi mitra dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang bersifat membangun dan membenahi Daerah itu sendiri,” jelas dia.
Masih kata dia, bahwa pihak mahasiswa akan berkonsolidasi dengan para pimpinan Organda dan Mahasiswa Asli Ogan Ilir, untuk menindaklanjuti tuntutan Mahasiswa yang sangat rasional itu.
(Joni Nurwahyudi/Adeni)
Komentar