Berita Sidikkasus.co.id
PROBOLINGGO – Gelaran audiensi Wali Kota Probolinggo sebagai ajang silahturahmi sekaligus menyerap aspirasi menjadi kesempatan yang tidak disia-siakan oleh masyarakat. Minggu (22/11), audiensi dilaksanakan di tiga lokasi yakni Aula Kelurahan Kebonsari Wetan, Masjid Baiturrahim Kelurahan Curah Grinting dan Masjid Raudlatul Jannah Kelurahan Kebonsari Kulon.
Audiensi tersebut menyasar elemen masyarakat seperti satuan linmas dan karangtaruna, tokoh agama dan takmir masjid serta kelompok tani. Dengan mengusung tema yang berbeda di tiap lokasi, antusiasme warga tetap terlihat dengan sejumlah pertanyaan dan usulan yang dilontarkan kepada wali kota dan kepala perangkat daerah.
Seperti yang disampaikan Puji Lestari, warga Kelurahan Kebonsari Wetan yang mengeluhkan masih kurangnya kesadaran masyarakat di dalam menjaga kebersihan. Ia sering menemui warga yang seenaknya membuang bungkusan sampah di tanah kosong dekat rumahnya. “Saya pernah mengingatkan namun tetap sulit, bahkan dibilang bukan urusan saya. Makanya saya ingin minta disediakan kontainer dari dinas kebersihan supaya tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan. Baunya itu lho pak menganggu, dibakar pun asapnya ya mengganggu,” urainya.
Mendengar hal itu, wali kota menyambut baik masukan tersebut. “Saya minta Bu lurah mencari tahu siapa pemilik tanah kosong tersebut supaya dipagari. Masukannya bagus sekali, mudah-mudahan kita bisa bersama-sama mencari solusinya. Jangan sampai berpikiran wilayah sana, wilayah sini. Ayo bareng-bareng mencari solusi yang terbaik,” ujar Habib Hadi.
Hidayat, mengeluhkan seringnya genangan air seperti yang ada di wilayah RW 4. Ia mengajak warga agar mulai membuat biopori mandiri untuk mengatasi genangan tersebut. Ia pun meminta wali kota melalui DLH agar membantu menyediakan peralatan pengeboran untuk pembuatan biopori.
Menurut Habib Hadi, masyarakat harus berinisiatif sendiri untuk membuat biopori sebagai resapan dan bermanfaat untuk pembuatan kompos. “Solusinya betul itu. Tanpa adanya pemahaman dan kebersamaan tidak mungkin solusi itu akan berjalan. Kesadaran ini sulit, kebiasaan OTS (oreng tambeng sarah) karepe dhewe. Tapi insyaallah kalau semua kompak pasti bisa. Yang terpenting pendekatan dan komunikasi yang baik dari RT/RW, linmas dan kelurahan terlaksana dengan baik,” terang wali kota menanggapi usulan warga.
Di audiensi kedua yang berlokasi di Masjid Baiturrahim Kelurahan Curah Grinting, wali kota Habib Hadi banyak menerima keluhan dari kelompok tani terkait ketersediaan pupuk yang sering kosong dan kualitas bibit jagung yang kurang bagus. Kemudian usulan terkait tempat penjemuran padi yang perlu diperbaiki dan kemudahan mekanisme penyaluran kartu tani agar dapat diberikan melalui kelompok tani tanpa harus petani yang bersangkutan hadir ke bank karena usia yang sudah lanjut.
Curahan hati kelompok tani disambut hangat oleh wali kota sebagai masukan yang positif. “Saya minta Dispertahankan untuk mengecek ketersediaan stok pupuk. Jika terbukti dijual ke luar daerah maka akan saya cabut izinnya. Masalah jemuran padi kalau disiapkan di satu tempat, kami bisa menyiapkan. Jika di satu tempat akan jadi kendala karena satunya merasa lokasinya jauh. Insyaallah akan kami carikan solusi terbaik,” terangnya.
Terkait kartu tani, lanjutnya, memang harus yang bersangkutan yang mengambil. “Kalau diambil orang lain khawatir multitafsir. Dan itu juga sudah terverifikasi datanya dengan data kelompok tani yang bersangkutan. Ini sudah kebijakan dari pusat,” imbuhnya.
Habib Hadi juga berpesan agar wanita tani juga mampu membuat olahan-olahan dari hasil panennya. Sehingga panen yang berlimpah tidak sia-sia dibuang atau dibiarkan busuk, namun tetap memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat untuk menunjang pendapatan keluarga.
lokasi terakhir di Masjid Raudlatul Jannah Kelurahan Kebonsari Kulon, wali kota yang hadir bersama Wakil Ketua DPRD H. Nasution dan pimpinan Komisi 3 Sri Wahyuningsih kembali menekankan pentingnya vaksinasi khususnya bagi lansia.
“Sekarang Kota Probolinggo sudah memasuki level 2, insyaallah mudah-mudahan di bulan ini mencapai level 1. Syaratnya yaitu vaksinasi bagi lansia. Hal ini akan tercapai jika kita bersama-sama melakukan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat khususnya lansia untuk mau divaksin,” jelasnya.
Habib Hadi tidak henti-hentinya mengimbau warganya untuk mengajak para lansia untuk melakukan vaksinasi dan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Ada informasi dari pusat mulai tanggal 25 Desember hingga 2 Januari mendatang akan diberlakukan secara nasional PPKM level 3. Saya harap masyarakat dapat mematuhi dan memahami,” pesannya.
Beberapa pertanyaan pun mulai bermunculan, salah satunya terkait persyaratan menikah yang mengharuskan calon mempelai dan wali nikah melakukan tes swab. Hal ini dinilai memberatkan dikarenakan harga yang relatif mahal untuk tes tersebut. Menanggapi hal ini, wali kota siap membiayai tes tersebut bagi pasangan yang tidak mampu. “Saya tetap meminta kekompakan dari tokoh agama dan takmir masjid, linmas, RT/RW usahakan diwaktu dekat ini sudah masuk level 1,” tutupnya. (Yuli)
Komentar