SIDOARJO, JKN – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sidoarjo, kembali menggelar kegiatan berskala nasional. Kali ini menggelar, pameran buku nasional dalam rangka gemar membaca. Yang dilaksanakan di lapangan Tennis Indoor GOR Sidoarjo, Sabtu (21/07/2018).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Kepala Perpusnas M. Syarif Bando, anggota komisi X DPR RI Dapil Jatim Arzetti Bilbina serta Kepala Perpustakaan Provinsi Jatim. Mereka disambut langsung oleh Wakil Bupati Sidoarjo dan Kepala Perpustakaan Sidoarjo.
Dalam sambutannya, Kepala Perpustakaan Sidoarjo Endang Soesanti menyampaikan, pameran buku nasional ini melibatkan semua unsur masyarakat dan perpustakaan. Yakni, perpustakaan Kabupaten se-Jawa Timur, perpustakaan SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi.
Selain itu, ada juga perpustakaan pegiat atau komunitas dan para penerbit buku yang ada di Indonesia. Pameran buku nasional ini, akan digelar selama tujuh hari. Di mulai tanggal 21-28 Juli 2018.
“Dipameran buku ini, ada diskon besar-besaran dari 50 penerbit buku nasional” ucapnya.
Dijelaskannya, tujuan dari kegiatan ini adalah, untuk meningkatkan indeks baca masyarakat Sidoarjo. Dimana indeks baca masyarakat Sidoarjo saat ini mencapai 69, terpaut tipis dari indeks baca masyarakat propinsi, yakni 70.
“Kami ingin, kegiatan seperti ini bisa digelar setiap tahun. Untuk itu kami mohon dukungannya” pintanya pada Wabup dan DPR.
Sementara itu, Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin merasa bangga, dengan kegiatan yang berskala nasional seperti ini. Mengingat negara yang maju, adalah negara yang memprioritaskan pendidikan.
“Inovasi dan kreativitas seperti inilah, yang bisa meningkatkan indeks baca masyarakat Sidoarjo” jelasnya.
Di waktu yang sama, Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bando menyampaikan, pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi atas perkembangan dan inovasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Sidoarjo.
” Sudah ada tiga agenda nasional, yang dilakukan oleh Perpustakaan Sidoarjo. Dan, anggota komisi X DPR RI juga hadir” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan mandat dari UUD 1945, di mana mustahil kita akan sejahtera tanpa dimulai dengan cerdas. Rasanya, kita juga tidak bisa ikut perdamaian dunia, kalau kita tidak memiliki pengetahuan yang setara dengan bangsa-bangsa lain.
” Melalui kegiatan seperti ini, mari kita bersama membangun semangat gemar membaca di mulai dari anak-anak ” pintanya.
Dijelaskannya, kita tidak bisa menerima klausul budaya bangsa Indonesia, yang dianggap rendah. Karena, sampai detik ini, belum ada negara yang bisa menyamai negara Indonesia tentang kepemilikan aksara. Dimana, Indonesia memiliki 50 ribu aksara.
“Ini mencerminkan, bahwa kita lahir dari leluhur yang minat bacanya kuat. Dan budaya ini tidak boleh luntur, harus kita tumbuhkan kembali” pungkasnya. (Dni)
Komentar