MAKASSAR, JKN – Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis bahkan bergejolak dan optimis namun terkadang belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Ini dikarenakan Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Karena pemuda memiliki karakter yang optimis tidak heran jika segala aktifitas pemuda selalu dapat memberikian kontribusi yang baik bagi lingkungannya maupun bagi agama dan bangsa.
Pemuda sering dilekatkan dengan idealisme yang sangat tinggi, keinginan pemuda selalunya tidak bisa di interfensi oleh pihak eksternal (luar). Tapi, dengan idealisme itulah lebelisasi pemuda tidaklah keliru untuk untuk mereka yang berusia muda dengan macam tingkahnya yang terkadang tidak bisa dibendung. Itulah sifat yang dimiliki pemuda,
Karena sifat itu pula yang muda bisa di sebut seorang pemuda. Yang menjadi tanda tanya besar, apakah yang muda bisa di lebelisasikan seorang pemuda?. Frame muda pada kata pemuda bisa untuk mereka yang berusia antara 17-30 tahun, tapi belum bisa dijewantahkan mereka adalah pemuda.
Pemuda dalam rentetan panjang sejarah terkhusus di Indonesia telah memberikan kontribusi besar terhdap bangsa ini. Kita akan lupa dengan hari Kebangkitan Nasional yang selalu keita peringati setiap tahunnya pada 20 Mei. Pada hari itu menjadi momentum besar dalam bangsa Indonesia dimana pemuda mulai memiliki sikap kritik terhdap kolinialisme Belanda sehingga para pemuda membentuk satu organisasi yang di kenal dengan Boedi Oetomo (Budi Utomo) pada tahun 1908,
Walaupun oraganisasi ini masi bersifat primordial (Jawa) dan masih pada golongan tertentu (Priyai dan terpelajar). Akan tetapi, dengan terebentuknya organisasi ini merupakan awal besar gerakan pemuda pada masa itu dan organisasi ini pula yang memicu pemuda-pemuda lainnya untuk membentuk organisasi-oragnisasi kepemudaan untuk melawan kolonialisme dan imperialisme Belanda.
Selain itu, pada tahun 1908 ini juga, mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Belanda yaitu Drs. Moh. Hatta mendirikan organisasi Indische Vereenining kemudian 1922 berubah nama menjadi berubah nama menjadi Indonesische Vereenining.
Oraganisasi pada mulanya merupakan suatu wadah kelompok diskusi mahasiswa di Belanda yang kemudian orientasi gerakannya lebih jelas dal hal politik yang dikenal denga Manifesto 1925 yang dimuat dalam surat kabar lokal. Sejarah berlanjut, mahasiswa di Surabaya yang bernama Soetomo pada tanggal 19 Oktober 1924 mendirikan Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie Club). Ditempat yang berbeda, oleh Soekarno dan kawan-kawannya dari Sekolah Tinggi Tekni (ITB) di Bandung berinisiatif untuk mendirikan Kelompok Studi Umum (Algemeene Study Club) pada tanggal 11 Juli 1925.
Pada masa ini, banyak sekali organisasi atau kelompok-kelompok belajar yang terbentuk, untuk menghimpun semua organisasi atau kelompok-kelompok belajar ini 1926 terbentuklah Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Organisasi ini menyuarakan yang namanya wawasn kebangsaasn dalam diri mahasiswa, hal ini mampu direalisasikan dengan menyelenggarakan sebuah kongres yang paling bersejarah dalam dunia kepemudaan di Indonesia. Yaitu,
Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta 1928 yang kemidian menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda yang sangat monumental.
Pemuda mulai bersatu tanpa melihat lagi perbedaan untuk melawan kolonialisme Belanda hingga masuk Jepang di Indonesia 1942.
Masuknya Jepang dengan tindakan yang represifnya tidak menyulutkan semangat pemuda untuk merdeka, pemuda tetap melakukan diskusi-diskusi di asrama mereka dan asrama yang terkenal yaitu, Asrama Menteng Raya, Asrama Kebon Sirih dan Asrama Cikini. Dari diskusi-diskusi ini lahirlah tokoh-tokoh yang merupakakan motor penggerak gerakan mahasiswa, pemuda pada saat itu mulai bertindak radikal dengan menculik Soekarno ke Rengas Denklok untuk sesegera mungkin memerdekaan Indonesia ditandai dengan kekalahan Jepang pada sekutu, tokoh pemuda yang terdiri dari Soekarni dan Chaerul Saleh.
Pasca kemerdekaan gerakan-gerakan mahasiswa tidak berhenti, ditandai dengan banayaknya organisasi yang berdiri semisal HMI berhaluan Islam, GMNI yang berhaluan Marhaen milik Soekarno, GMKI berhaluan Kristen dan masih banayak organisasi-organisasi lain. Melihat prblem besar yang dialami bangsa pada saat itu,
Pemuda dalam hal ini mahasiswa dari berbagai elemen bersatu dalam satu gerakakan yang dikenal dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan yang menjadi presidium adalah Zamroni dengan tiga tuntutan rakyat. Gerakan mahasiswa tidak berehenti disitu saja pada masa Orde Baru perlawanan terhadap rezim dilakukan dikenal dengan Peristiwa MALARI pada tahun 1974 yang melatar belakangi lahirnya aturan NKK dan BKK.
Rezim Orde Baru yang dikenal dengan rezim yang otoriter menggerakan mahasiswa seluruh Indonesia untuk terlepas dari semua belenggu yang ada, selama 32 tahun rezim ini berkuasa banayak maslah yang tibul, dari masalah sosial, politik maupun ekonomi. Sehingga. Momen yang ditunggu untuk menjatuhkan rezim terjadi di tahun 1998 yaitu reformasin yang di lakukan oleh pemuda-pemuda diseluruh wilayah di Indonesia. Rentetan cerita panjang membuktikan setiap periode di Bangsa kita tidak terlepas dari peran atau andil pemuda. Dan bagaimana Pemuda hari ini.?
Modernisasi dan globalisasi telah memberikan dampak besar dalam ruang struktur sosial masyarakat terkhusus pemuda hari ini. Banyak pemuda atau mahasiswa mulai apatis dengan masalah-masalah sosial yang ada, pemuda lebih sibuk dengan ruang-ruang artifisial yang sangat mahal dan dan tidak mempunyai asas mafaat yang baik.
Hanya segelintir pemuda atau mahasiswa yang dapat ditemui dengan idealisme pemuda seperti sejarah, sikap individuallah yang makin banyak dijumpai didalam karakter pumuda sekarang, kepekaan sosial seperti barang yang sangat berharga di temui didalam diri pemuda sekarang.
Melihat indikator sejarah pemuda dulu apakah layak yang muda sekarang ini di labelisasi dengan kata pemuda?. Pemuda harus mempunyai karakter yang dapat berguna untuk agama dan bangsa karena pemudalah yang akan menggantikan kau tua untuk menjalankan bangsa ini. Aapa bila pemuda apatis bagaimana arah bangsa kita dimasa depan
Oleh Arman sine (Kader PMII Gowa) Apakah Kami Pemuda. (Udhin)
Komentar