Antrian Pembeli BBM pertalite PLK di SPBU Arjasa di duga Didominasi Geng Motor Thunder

Berita: sidikkasus.co.id

JEMBER – Masyarakat yang ingin membeli BBM Pertalite khusus (PLK) di SPBU 54.681.28 Arjasa, Kecamatan Arjasa, Jember jangan sampai kesiangan. Pasalnya, dengan kuota BBM Pertalite ( PLK ) 4 ribu liter dengan harga 6.850 rupiah yang dijual mulai jam 6 pagi dengan cepat ludes terjual, Sabtu (13/03/2021).

Sayangnya, yang diperbolehkan membeli pertalite (Plk) adalah kendaraan roda dua, roda tiga dan taksi plat kuning. Untuk masyarakat pengguna BBM jenis pertalite (PLK) harus bersabar dan jangan heran. Pasalnya, ada barisan geng motor Thunder yang selalu siap siaga dan selalu berada di antrian depan.

Muksin mengaku tidak bisa memastikan, apakah roda dua atau roda empat plat kuning yang banyak menyedot kuota BBM Pertalite (PLK) . “Pertalite Plk ini khusus untuk roda dua dan roda empat berplat kuning,” terangnya.

“Untuk mengecek kebenaran roda empat berplat kuning atau bukan, itu bukan urusan kita. Kan seharusnya ada petugas yang mengecek STNK kendaraan tersebut, kalau SPBU tidak mungkin,” tutur Muksin, kepada awak media.

Muksin menambahkan, untuk mengecek kebenaran kendaraan berplat kuning yang membeli BBM Pertalite (PLK) di SPBU Arjasa bukan kewenangannya. “Tidak ada seleksi plat kuning di SPBU Arjasa, pokok plat kuning kita layani, ” jelasnya dikutip dari lensarakyat.co.id.

Sementara Hermawan, selaku manajer pengawas SPBU 54.681.28 Arjasa mengatakan, setiap hari SPBU Arjasa dijatah 8 KL pertalite (PLK) dari Pertamina, ” ucap Hermawan.

Untuk penjualannya kita bagi. Pagi pukul 06.00 wib sebanyak 3000- 4000 liter dan siang pukul 13.00 wib sebanyak 3000 liter.

Untuk pertalite PLK kami hanya ngisi sepeda motor, taksi plat kuning. ” Kalo kita ngisi Lin (angkot) ngeful ( penuh) satu terminal arjasa ya pasti habis. Kalo sepeda motor ngisi ngimbal (bolak balik) itu urusan mereka, wong mereka cari Rizki cari makan, yang penting kami ngak ngisi di jerigen atau plat hitam.” Ujarnya.

” Untuk 3 ton pertalite ya pasti habis mas dalam waktu 3 jam, yang murah pasti yang diserbu, memang untuk pagi saya Kouta 3 ton biar tidak terjadi penyelewengan, ” terang Hermawan yang biasa dipanggil Wawan.

Penjualanpun itu ada aturannya, untuk Sepeda Motor, plat kuning dan taksi, “Jam 9 pagi kan wajar stok sudah habis , kalo rame kan wajar hal seperti itu, yang dipermasalahkan itu apa.” Ungkapnya.

“Kami penyaluran pertalite PLK sudah sesuai prosedur dari Pertamina, kita tidak pernah menyelewengkannya, memang itu penjualan saya kuota biar tidak membengkak omsetnya, dan kita bisa disangsi dengan Pertamina jika penjualnya membengkak mas, ” jelasnya Hermawan kepada awak media sidikkasus.co.id. melalui pesan suara WhatsApp.

” Kalau untuk penjualan, semua SPBU punya SOP (Standard Operating Procedure) sendiri dan aturan sudah baku, ya kalo kita tidak jualpun tidak masalah wong itu barang kita sendiri. Untuk Pertalite PLK itu bukan subsidi dari pemerintah, kalo dibilang bersubsidi salah itu. ” Terangnya.

“Penjualan Pertalite PLK di setiap SPBU itu online, kalo ada penyelewengan SPBU itu pasti disangsi, jadi tidak usah khawatir, kebetulan SPBU Arjasa aman karena saya tekan omset tidak melebihi 8 KL per-hari.” Tambahnya.

Ia menambahkan, bahwa SPBU Arjasa tidak menjual pertalite (PLK) pada malam hari, hal ini untuk menghindari penyelewengan. Padahal, di Pom (SPBU) lain pada yang pada main malam, ada yang ngedrum, saya tidak mau menyebutkan SPBU yang mana, tapi kok gak jadi berita, ” pungkasnya Hermawan selaku pengawas SPBU 54.681.28. Arjasa dengan nada tertawa melalui pesan suara WhatsApp.

Publisher: Herman

Komentar