Berita SidikKasus.co.id.
PONTIANAK –KALBAR, Korupsi atau riswah menimbulkan berbagai distorsi dalam kehidupan bernegara dan berrmasyarakat. Kejahatan ini bisa dikategorikan sebagai dosa besar dikarenakan daya rusaknya yang luar biasa pada semua lini kehidupan.
Jangan ditanya berapa banyak kasus korupsi di Indonesia. Praktik- praktik tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia hampir setiap hari diberitakan oleh media massa. Kenyataannya praktik korupsi yang terjadi di Indonesia bukan hanya melibatkan personal, tetapi juga instansi politik dan hukum.
Menurut Hadysa Prana, Ketua Umum Monitor Aparatur Untuk Negara dan Golongan (MAUNG), Berbagai macam mekanisme batin dari fenomena-fenomena “Korupsi,Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang terjadi dalam kurun waktu kehidupan manusia di negeri ini akar penyebabnya adalah kegelapan batin, “yang dapat di istilahkan BBHH ( Batin Buram Hati Hitam ), atau Thick Face Black Heart ( TFBH ), itulah satu penyebab, mengapa banyak kesalahan-kesalahan,sumpah dan jabatan yang kerap diingkari serta menghalalkan segala cara untuk memperkaya diri atau berjemaah bersama kroninya” Tutur Hady Sabtu (09/11/24).
Sehingga mengakibatkan masalah yang tidak kunjung selesai dan tidak jarang malah justru berkembang menjadi bertambah banyak dan rumit melanda negeri ini, lalu apa #solusinya? “menurut analisa MAUNG, akar penyebab dari segala sesuatu persoalan di negeri ini adalah kegelapan batin, jadi solusinya adalah mengupayakan agar batin masyarakat dapat diterangi” Tambah Ketum
“Caranya tentu bukan hanya dengan hafalan-hafalan ayat, atau mengisi dengan pengetahuan yang berjubel hingga malah bikin bingung, apa gunanya banyak hapal ayat-ayat indah ! namun belum mampu melihat esensi hal tersebut pada dirinya sendiri” Tegasnya
Hady mengungkapkan, BATIN hanya dapat diterangi oleh kemampuan Batin itu sendiri, yaitu adalah SKILL INTROSPEKSI DIRI, “Introspeksi dalam definisinya adalah #penyimakan ( iqra ) atau penyelidikan pada pikiran-perasan dan isi kesadaran diri pribadinya sendiri. ( Introspection is the examination of one’s own conscious thoughts and feelings )” Ucapnya
Proses introspeksi diri bergantung sepenuhnya pada kemampuan seseorang untuk mengamati keadaan batinnya sendiri secara apa adanya tanpa filter dan tanpa penutupan ( observation of one’s own true mental state ), “Itu merupakan keahlian dasar yang semestinya diajarkan di setiap sekolah-sekolah semenjak dari tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak ( TK )” Imbuhnya
Ia menambahkan, Ini bisa dilakukan tanpa harus memandang agama, karena ini adalah keahlian umum ( general skill ) yang harus dimiliki oleh setiap insan, seperti survival skill lainnya, dari situlah baru bisa berkembang sipat TEPA SELIRA ( social empathy ), harus bisa Tepa Selira dulu baru bisa MULAT SALIRA ( Revisi Diri, Eling, Sadar ).
“Dan yang terakhir, ini tidak cukup hanya dengan introspeks diri, melainkan harus lebih dalam lagi yaitu yang disebut SELF-INQUIRY ( Pengenalan Diri ), dan itu hubungannya adalah dengan meditasi Pandangan Terang yang hasil akhirnya adalah Pencerahan Jiwa” Tegas orang nomor satu di DPP LSM MAUNG
Publisher : Sofyan.M
Komentar