Berita Sidik Kasus
OKI – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan Rakyat Indonesia, Ansori AK menilai, banjir yang menenggelamkan puluhan rumah warga di Desa Manggun Jaya Kecamatan SP Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Sumsel) disebabkan oleh masifnya pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit.
Ansori AK mengatakan bahwa konsesi perkebunan kelapa sawit menyebabkan dampak yang sangat fatal bagi keberlangsungan lingkungan sehingga memperparah terjadinya bencana banjir.
“Di desa manggun jaya kecamatan sp padang ribuan hektar hutan rawa-rawa dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit. Berkurangnya lahan menyebabkan menurunnya fungsi sungai,” ujar Ansori AK, Sabtu 21 November 2020 siang.
Berdasarkan data yang kami miliki, Desa Manggun Jaya memiliki hutan rawa-rawa yang sangat luas. Total dari luas wilayah tersebut, mayoritas sudah dikuasai oleh perusahaan swasta,” ungkapnya.
Ansori AK memaparkan, ditelisik lebih dalam didalam rencana tata ruang, desa manggun jaya dulunya bukanlah lokasi rawan bencana. Musibah banjir yang terus berulang ini membuktikan bahwa pemerintah daerah setempat tidak merumuskan suatu kebijakan atau rencana strategis dengan secara baik,” bebernya.
Hal senada turut disampaikan oleh warga setempat. “Banyaknya aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan yang tidak terkontrol diwilayah desa manggun jaya kecamatan sp padang menyebabkan terjadinya banjir bandang setiap tahun,” kata Dani warga setempat.
Tidak cuma itu, pembukaan lahan menyebabkan tanah menjadi rentan terhadap erosi permukaan, dan menyebabkan berkurangnya vegetasi. Akibatnya tanah menjadi jenuh dan tidak mampu lagi untuk menyerap air hujan dengan baik,” urainya.
Terbukanya lahan juga menyebabkan proses erosi makin tinggi dan menghasilkan tumpukan material sendimen yang makin membesar dan saluran sungai terisi. Kapasitas volume sungai menjadi berkurang alias terjadi pendangkalan. Kondisi semacam ini menyebabkan ketika hujan turun dan air pasang sebagai penyebab terjadinya banjir. Banjir terjadi dengan sangat cepat dan biasa disebut dengan banjir bandang,” paparnya.
Banjir sudah terjadi di desa manggun jaya kecamatan sp padang sejak tahun 2012. Untuk menuntaskan persoalan ini, diperlukan sinergi dari semua stakeholder terutama dari dinas terkait. Tanpa ada sinergi, banjir di desa manggun jaya akan sulit untuk diatasi.
Situasi makin ekstrim saat curah hujan makin tinggi. Alih fungsi lahan yang tidak terkontrol mengakibatkan kejadian banjir bandang di desa manggun jaya akan terus terjadi dengan intensitas makin membesar,” jelasnya.
“Perlu kerja kerja dan kerja keras serta kerja cerdas dari semua pihak untuk menyelamatkan desa manggun jaya. Semua pihak harus bergerak, mulai dari pemerintah kabupaten dan provinsi. Kami masyarakat berharap dukungan dari banyak pihak untuk menuntaskan persoalan ini.
Ini adalah sebuah peringatan untuk kita semua. Ini akibatnya jika alih fungsi lahan dilakukan secara masif. Ini bukan kritik, tapi ini adalah masukkan untuk kita semua. Jangan sampai kedepan regulasi dalam rencana tata ruang dieksekusi dengan tidak konsisten,” tegasnya.
EDO SEPTRIANTO OKI
Komentar