Kunjungi Sintang, Wagub Kalbar Perdana Gunakan Penerbangan Ke Sintang Setelah Tutup 18 Bulan

Berita sidikkasus.co.id

SINTANG – Bandara Tebelian Sintang sudah ditutup sejak Juni 2020 yang lalu karena terdampak pandemi covid-19 yang melanda Kalimantan Barat termasuk Kabupaten Sintang. Bandara Tebelian ditutup tidak adanya penerbangan yang melayani rute Pontianak-Sintang dan sebaliknya karena berkurangnya jumlah penumpang.

Hari ini, Jumat,17 Desember 2021 merupakan hari pertama dibukanya penerbangan rute Pontianak-Sintang pulang pergi dan hanya maskapai Wings Air saja yang sudah melayani masyarakat. Dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan merupakan salah satu penumpang perdana penerbangan tersebut setelah ditutup selama 18 bulan. Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan yang didamping oleh istri beliau Erlina Ria Norsan yang juga Bupati Mempawah mengunjungi Sintang untuk menutup pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran Ke XXIX Tingkat Provinsi Kalimantan Barat pada Jumat malam,17 Desember 2021 di Stadion Baning Sintang.

Kepala Kantor Bandar Udara (UPBU) Kelas II Tebelian Sintang Fatah Atabri menjelaskan bahwa Bandara Tebelian tidak ada penerbangan sejak Juni 2020 yang lalu.

“tidak ada penerbangan di Bandara Tebelian sejak Juni 2020 yang lalu. Dan baru ada penerbangan lagi hari ini Jumat, 17 Desember 2021 dari maskapai Wings Air yang berangkat dari Bandara Supadio Kubu Raya menuju Sintang pada puku; 09. 25 WIB. Selanjutnya akan ada penerbangan setiap hari Rabu, Jumat dan Minggi. Artinya seminggu hanya 3 kali penerbangan saja. Sementara dari Sintang menuju Pontianak pada pukul 10.25 WIB” terang Fatah Atabri

“mulai 17 Desember 2021. Syarat yang harus diperhatikan oleh masyarakat yang akan menggunakan transportasi udara melalui Bandara Tebelian adalah melampirkan bukti tes antigen dengan hasil negatif yang berlaku 1 x 24 jam” terang Fatah Atabri

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, perkembangan angkutan udara di Sintang berkisar 35,13% per tahun. Hal itu menunjukkan Sintang sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan angkutan udara yang tinggi di Indonesia. Penerbangan mampu mendekatkan jarak, dari Sintang ke ibu kota provinsi yaitu Pontianak yang membutuhkan waktu 5 sampai 7 jam jika menempuh jalur darat.

Sementara, bila menggunakan pesawat hanya berkisar 55 menit. Bandara Tebelian berdiri di atas lahan seluas 153,6 hektare dan memiliki terminal penumpang seluas 2.000 meter persegi. Infrastruktur ini memiliki landas pacu sepanjang 1.820 meter dan lebar 30 meter yang saat ini dapat didarati oleh pesawat sejenis ATR-72/600. Bandara yang dibangun dengan anggaran Rp 518 miliar tersebut akan mampu melayani sekitar 75 ribu penumpang per tahun. Saat ini Bandara Tebelian masuk kategori bandara tipe 4C dan hanya mampiu digunakan pesawat tipe ATR 72-600 dengan kapasitas 70 seat.

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, di Bandara Tebelian ini, lalu lintas pesawat pada 2015 sebanyak 1.303 kali, tahun 2016 sebanyak 2.248 kali, tahun 2017 sebanyak 2. 236 kali, tahun 2018 sebanyak 2. 728 kali, tahun 2019 sebanyak 1. 452 kali dan tahun 2020 sebanyak 460 kali. Jika dilihat data terjadi penurunan lalu lintas pesawat.

Begitu juga dalam hal jumlah penumpang karena adanya pandemi. Bandara Tebelian ini masuk kategori bandara kelas menengah. Pengembangan Bandara Tebelian juga untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.

Kementerian Perhubungan menargetkan menargetkan Bandara Tebelian bisa untuk mendaratkan pesawat Boeing 737-800 atau Air Bus 320. Pengembangan run away dari 1. 400 menjadi 2.400 meter dengan lebar 45 meter. Sehingga mampu menampung pergerakan pesawat Boeing 737-800 atau Air Bus 320. Pengembangan juga akan dilakukan dari sisi darat seperti kargo dan terminal penumpang.

Kemenhub sudah melakukan survery kepada para penumpang di Bandara Tebelian. Hasilnya 53 persen penumpang menginginkan adanya penerbangan langsung dari Bandara Tebelian ke Jakarta. Ada 15 persen menginginkan adanya penerbangan langsung ke Yogyakarta, 11 persen menginginkan adanya penerbangan langsung ke Bandung dan Surabaya.

*( REPORTER.AHMAD REZALY.S)*

Komentar