Drawing just below the surface: Riset Terbaru IFRC Tentang Dampak Sosial Ekonomi Pandemi COVID-19

Berita sidikkasus.co.id

Jenewa, — Masyarakat yang tinggal di wilayah urban atau yang sedang bermigrasi termasuk wanita mengalami dampak sosial-ekonomi pandemi COVID-19. Berikut adalah beberapa temuan dari Federasi Palang Merah Internasional & Bulan Sabit Merah (IFRC) melalui laporan Drowning just below the surface, Jenewa, (29/11/21).

Paparan ini menunjukkan konsekuensi sekunder terhadap masyarakat dan individu pada pendidikan, meningkatkan angka pengganguran, kerentanan yang lebih tinggi, mengurangi kesempatan bagi anak-anak untuk berkarya, kesehatan mental, serta perekonomian dunia.

“Hasil riset menunjukkan dugaan dan kekhawatiran kita mengenai dampak sekunder yang dahsyat dari pandemi akan dirasakan masyarakat beberapa tahun mendatang. Individu akan semakin terpojok dengan dampak yang dirasakan dari perubahan iklim, kemiskinan, serta konflik. Masyarakat yang awalnya dapat menghadapi semua ini akan berada pada posisi rentan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk pertama kalinya dalam hidupnya,” ujar Francesco Rocca, Presiden IFRC.

Laporan ini turut memberi fokus lensa global terhadap beberapa negara yaitu: Afganistan, Kolombia, El Savador, Irak, Kenya, Lebanon, Filipina, Spanyol, Afrika Selatan, dan Turki. Secara keseluruhan, wanita dinyatakan mengalami dampak terbesar terhadap pendapatan, tingkat kerentanan yang lebih tinggi pada kekerasan berbasis gender, dan kesehatan mental dibanding pria.

Tingkat kemiskinan juga meningkat lebih cepat jika dibandingkan dengan masyarakat yang berada di area rural. Individu yang bermigrasi kemungkinan akan kehilangan pekerjaan atau bekerja dengan waktu yang lebih rendah serta diabaikan oleh perlindungan formil untuk melindungi dirinya. Kurangnya kesiapsiagaan membuat banyak negara tidak memiliki rencana respon yang komprehensif terhadap krisis kesehatan publik, politik, sosial, serta ekonomi karena pandemi COVID-19.

“Sebagai garda terdepan di masyarakat, Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia telah merespon untuk memberi bantuan yang dibutuhkan. Keahliannya dalam mengidentifikasi kebutuhan serta adanya ketidakadilan di tengah masyarakat membuat mereka berada pada posisi yang tepat untuk memberikan bantuan yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi diperlukan juga dukungan pada bidang finansial dan politik agar bantuan dapat dilakukan secara efektif,” lanjut Rocca.

Pada laporan ini juga dipaparkan tentang adanya ketidakadilan distribusi program vaksinasi.

“Kita telah memperingatkan tentang ketidakadilan distribusi vaksin akan berdampak pada transmisi virus yang tinggi dan memperpanjang dampak dari pandemi ini. Jika kita menomorduakan prinsip kemanusiaan dengan keuntungan finansial serta memberi kesempatan bagi negara kaya untuk memonopoli dosis vaksin maka kita tidak akan segera keluar dari pandemi ini.

Dunia perlu membuka mata dan mengambil aksi konkret jika tidak maka pemulihan dari COVID-19 tidak akan menyeluruh dan tidak berbeda dengan dampak buruk yang dibawa oleh pandemi tersebut,” tambah Rocca.

*Untuk informasi lebih lanjut*

Di London: Teresa Goncalves, Co-Author Laporan Drowning just below the surface dan IFRC COVID-19 Communications Coordinator +44 (0) 7891 857 056, teresa.goncalves@ifrc.org
Di Jakarta: Hamzah Ramadhan, +62 811 1161 193, hamzah.ramadhan@ifrc.org

Di Kuala Lumpur: Antony Balmain, +60 12 230 8451, antony.balmain@ifrc.org

Di Hobart: Courtney Wilson, +61 481 150 973, courtney.wilson@ifrc.org

Tentang IFRC
IFRC merupakan jaringan kemanusiaan terbesar yang terdiri dari 192 Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang memiliki tugas utama untuk meningkatkan taraf hidup dan mempromosikan martabat serta integritas di dunia.

Pewarta: Herman.


Sumber Humas PMI Jember

Komentar