CIREBON – (JKN), Secara umum masalah sanitasi masih menjadi tantangan bagi Indonesia. Sanitasi yang baik, di mana salah satu indikatornya adalah toilet yang higienis, sangat memengaruhi kesehatan dan kemampuan anak untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Beberapa kondisi memprihatinkan yang sering dijumpai pada toilet sekolah antara lain jumlah toilet yang tidak mencukupi sesuai dengan jumlah murid di sekolah, tidak tersedianya air bersih dalam jumlah yang cukup, kloset yang tidak bersih, berbau dan dapat dijamah oleh serangga.
Toilet di sekolah adalah kebutuhan mutlak yang harus diperhatikan agar ketika mau buang air, jangan sampai mengantri atau mungkin menahannya, karena hal itu bisa berdampak kepada kesehatan.
Salah satu contoh Sekolah Dasar Negeri yang memiliki jumlah toilet minim yakni, Sekolah Dasar Negeri 2 Tukmudal Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Hj. Yeyet Nurhayati SPd selaku Kepala SDN tersebut saat ditemui JKN Selasa 15/5/2018 mengatakan, minimnya jumlah Toilet menjadi problem di sekolah kami, jumlah siswa di SD kami sebanyak 364 orang hanya mempunyai toilet 2 pintu dan toilet guru hanya 1 pintu.
Hal ini sangat jauh dari ideal yang membuat anak didik kami sering antri ketika mau mengunakan toilet. Dari jumlah siswa tersebut, menurut Yeyet seharusnya SDN 2 Tukmudal memiliki delapan (8) toilet lagi, karena 1 toilet untuk 20 anak perempuan dan 1 toilet untuk 30 anak laki-laki serta untuk guru cukup 1 toilet lagi, “keluhnya.
“Selain itu, SD kami berlokasi di pinggir jalan raya Provinsi yang sangat strategis juga berada di pusat ibukota Kabupaten, tentunya sudah harus mendapatkan fasilitas yang memadai, apalagi disekolah kami sering dijadikan tempat untuk acara-acara penting kegiatan sekolah, dan kalau memang Kabupaten Cirebon ingin menjadi Sekolah yang Layak Anak maka diantaranya harus ada sekolah yang Layak Anak dan Layak Lingkungan Sekolah, “imbuhnya.
Bahkan, Komite sekolah pernah merespon dan memberi masukan dengan cara memberdayakan orang tua murid untuk menambah toilet di SDN Tukmudal 2 ini. “Tetapi saya menolak takut dikatakan pungli, walaupun konsekwensinya akan berproses lama. Ya, sudahlah kita tunggu saja bantuan dari pemerintah,”ungkap Yeyet. Semoga pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Pendidikan akan memperhatikan kondisi sanitasi di sekolah kami.”harapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sumber saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan, ada tiga cara untuk mengatasi kekurangan sanitasi yakni diantaranya pertama, mengusulkan ke Dinas Pendidikan melalui proposal untuk diberikan jatah penambahan sanitasi/toilet, itupun kalau ada program bantuan dari Dinas.
Kedua, melalui CSR lingkungan setempat seperti contohnya, SDN 2 Tukmudal itu letaknya berdekatan dengan Toserba Surya dan itu bisa mengajukan proposal ke Toserba tersebut. Ketiga, partisipasi masyarakat setempat dengan tidak mengikat untuk mengatasi minimnya sanitasi di SDN 2 Tukmudal, “jelas H. Surya.
Sementara itu, menurut Pemerhati pendidikan sekaligus Ketua Dewan Pendidikan di Kabupaten Cirebon, Aceng Sudaman SH melalui wakil Sekretarisnya Erman mengatakan, sangat prihatin melihat minimnya jumlah toilet di SDN Tukmudal 2. Jumlah siswa dengan jumlah Toilet tidak sebanding, hal ini akan mempengaruhi kepada siswa siswa saat mau ke kamar mandi.
Dalam rangka meningkatkan kesehatan pendidikan di lingkungan sekolah, hendaknya Dinas Pendidikan agar betul memperhatikan program utama/prioritas sarana tersebut. Coba bayangkan apabila ada yang kebelet untuk buang air 10 orang aja, bisa-bisa buang air besar atau kencing di celana.”ujarnya.
(yana).
Komentar