Menko Muhadjir Effendy, Bersama Walikota Probolinggo Hadi Zainal Abidin Pantau Vaksinasi Covid 19 Di Ponpes Riyadhus Sholihin

Berita Sidikkasus.co.id

PROBOLINGGO – Guna menyukseskan vaksinasi,Menko Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan melakukan monitoring pelaksanaan Vaksinasi bersama Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin di Pondok Pesantren riyadhus sholihin Jln lawu no.39 Ketapang Kademangan Kota probolinggo sekitar pukul 11.00 wib Jumat 29/10/21.

Dalam kunjungan tersebut, Menko Muhadjir Effendy Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu sedikit memberikan motivasi pada ribuan Santri Riyadlus Sholihin Ketapang

Manfaatkan kesempatan kalian untuk belajar di Pondok Pesantren yang hebat ini untuk belajar sungguh-sungguh, memperkuat karakter Akhlakul Karimah terutama dan jangan lupa juga terus mendalami ilmu baik ilmu akhirat ilmu dunia karena keseimbangan antara itu sangat penting sebagai modal kita agar kita hidup mulia di dunia maupun di akhirat nanti,” pesan Muhadjir Effendy

Lanjutnya, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P mengatakan beberapa hal yang perlu dipegang teguh oleh seorang santri.

Pertama yaitu berpikir kritis, selalu berusaha untuk mendalami apa yang diajarkan oleh para Ustad ini dengan cara yang cerdas. Kedua kreatif, dan Ketiga ialah kemampuan Berkomunikasi dengan baik. Ke Empat, ialah kolaborasi antar sesama santri. Ke Lima, yakni selalu percaya diri,” jelas dia dihadapan ribuan santrI,” ungkapnya

Wali Kota Habib Hadi juga mengungkapkan bahwa kunjungan Menko PMK Muhadjir ini bertepatan dengan Hari Santri Nasional sekaligus menunjukkan kepada masyarakat bahwa vaksinasi harus dilakukan oleh semua elemen masyarakat termasuk di pondok pesantren.

Dilain sisi, Dr. Dara Kharisma dari Pukesmas Ketapang menyebutkan bahwa Vaksinisasi dibagi dua pos. Dengan jumlah keseluruhan santri yang sudah divaksin sebesar 293.

“Pos pertama berjumlah 134 santri yang sudah divaksin dan 3 santri dinyatakan tidak bisa divaksin karena tekanan darahnya tinggi. Sementara di Pos kedua, sudah mencapai 159 dan 9 santri tidak bisa divaksin karena gejala pilek dan tekanan darahnya tinggi,” terang dia.

(ADV Yuli)

Komentar