Berita Sidikkasus.co.id
SURABAYA – Program Jagoan Tani yang digagas Pemkab Banyuwangi, mendapat tanggapan positif dari Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Ia berharap program tersebut bisa mendukung regenerasi petani.
Jagoan Tani adalah hasil transformasi dari kompetisi bisnis pertanian anak muda yang rutin digelar di Banyuwangi sejak 2018. Jagoan Tani bukan hanya ide atau rintisan bisnis pertanian yang dikompetisikan, tapi juga ada mentoring dan dikoneksikan dengan perbankan.
Menurut LaNyalla, Jagoan Tani dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk mengajak anak-anak muda menggeluti bisnis pertanian. Program tersebut menyediakan hadiah ratusan juta hingga penyediaan lahan untuk usaha disediakan bagi para kandidat terpilih.
“Upaya meregenerasi petani yang dilakukan Pemkab Banyuwangi melalui Jagoan Tani, harus didukung semua pihak. Karena program ini menyasar anak-anak muda, mengajak anak muda untuk menggeluti bisnis pertanian,” tutur LaNyalla, dalam kunjungan kerjanya di Jawa Timur, Kamis (10/6/2021).
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, upaya regenerasi petani harus dilakukan semaksimal mungkin. Apalagi sangat sedikit sekali generasi muda yang menggeluti profesi ini.
“Petani bukanlah profesi yang digemari anak-anak muda. Bahkan berdasarkan Sensus Pertanian Nasional, kita hanya memiliki 12% petani berusia di bawah 35 tahun. Sementara 61,8% berusia di atas 45 tahun. Padahal petani adalah profesi penting dalam kehidupan kita,” ungkapnya.
Oleh karena itu, LaNyalla mendorong agar pemerintah, khususnya pemerintah daerah, untuk membuat program yang mendukung regenerasi petani. Sebab jika tidak, kata LaNyalla, Indonesia akan kehilangan para petani masa depan.
“Program Jagoan Tani ini bisa jadi pelopor, sebagai upaya menciptakan petani-petani milenial agar bisa mengubah persepsi yang ada di masyarakat sebab petani era sekarang tidak harus berkotor-kotoran tapi bisa sama dengan pengusaha lainnya,” ucapnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu mengatakan, generasi muda Banyuwangi yang kreatif bisa memanfaatkan program Jagoan Tani. Sebab kandidat terpilih bisa mengaplikasikan idenya langsung karena mendapat lahan untuk usaha, dan stimulus modal hingga Rp 120 juta.
“Oleh karena itu persepsi terhadap profesi petani harus kita ubah. Generasi muda harus membangun pemikiran bahwa petani milenial sarat inovasi dengan sistem pertanian yang terintegrasi dan menggunakan sistem digital, baik pengemasan hasil produksi, pemasaran bahkan manajemen dan konsep pengelolaannya,” tutur LaNyalla.
Menurutnya, anak muda tidak perlu khawatir dicap sebagai pekerja kasar. Karena pertanian sudah serba modern.
LaNyalla juga berharap agar program Jagoan Tani bisa menjadi ikon petani muda nasional. Untuk itu, Ketua DPD RI mengimbau daerah lain bisa membuat program serupa. (***)
Komentar