Pihak Korban Minta Dari KM Sabuk Nusantara 78 Segera Pertanggungjawaban Atas Kejadian Tabrakan

Berita Sidikkasus.co.id

TALIABU – Sudah tiga kali melakukan mediasi antara pihak KM Sabuk Nusantara 78 dan korban yang diduga ditabrak beberapa bulan lalu belum menemui titik terang.

Pasalnya pihak kapal sejauh ini belum juga mempunyai jawaban tidak pasti atas ganti rugi barang milik para korban tersebut.

Akibatnya, korban AT alias Mejeng dan Husain yang berprofesi sebagai nelayan ini, terpaksa harus kehilangan pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

disatu disisi setiap mediasi Kepten Kapal Sabuk Nusantara 78 hanya meminta untuk menyurat kepada pihak PELNI atas kejadian tersebut sebagai pemilik Armada.

Anehnya lagi pada mediasi awal sang kapten Kapal dan salah satu perwiranya mengakui kalau pihaknya pada tanggal 12 April 2021 tepatnya pukul 04 dini hari melintasi perairan rep saliri antara Pulau Taliabu dan Pulau Bokang serta melihat adanya benda bergerak pada radar kapal.

Namun, mereka tetap melanjutkan perjalan menuju pelabuhan tanpi (Tallo, red) Kecamatan Taliabu barat, sementara para korban telah berada diatas boks yang dipakai untuk rakit sambil memberikan kode berupa lampu senter.

Hal ini diungkapkan Mejeng bahwa malam kejadian itu, pihaknya sedang mengail di rep saliri, pada Senin 12/4 dini hari, dengan mengggunakan bodi Viber yang dilengkapi alat penerang berupa senter, lampu kode dan lampu sorot yang disambung melalui 2 aki.

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat kapal Sabuk Nusantara 78 dari arah depan atau datang dari Kendari menuju Taliabu.

“Kita melihatnya dan telah memberikan lampu kode berulang-ulang. Namun, tidak ada balasan, sementara kami memancing ikan Bobara di rep dengan menggunakan lampu,”akunya.

“Pihaknya tidak dapat menghindar, karena posisi jalur kapal tidak berada di aeral tersebut dan saat itu juga posisi para korban sedang berlabu.”Jadi saat itu kami berlabu untuk memancing, dan kami juga telah memberikan kode, tetapi kapal tetap melaju dipinggiran rep dan langsung menabrak kami dengan bagian samping tepatnya dibagian jangkar dan rekan saya Husain sempat menahan agar tidak ditabrak tetapi tidak mampu, akhirnya kami berdua langsung melompat dengan berbekal satu buah senter yang masih berada di kepala,”katanya.

Setelah melompat keduanya sambil berenang memberikan kode dengan menggunakan senter. bahkan, sempat dibalas dari bagian belakang kapal.

Namun, nyatanya kapal KM sabuk Nusantara 78 tidak berhenti memberikan pertolongan malah terus berjalan.

“Kami memberikan kode dengan senter. bahkan dibalas dari bagian lambung belakang kapal, tetapi tidak berhenti untuk menolong kami. Dan kami berenang mengambil boks untuk tempat bertahan dari pukul 4 sampai pukul 11 siang,”paparnya.

Sementara viber dan mesin ikut tenggelam beserta ikan dan peralatan nelayan lainnya. mereka bertahan sampai pukul 11 siang dan ditemukan para nelayan asal desa bokang yang sedang mencari gurita.”Viber dan mesin tenggelam dan kami selamat setelah ditolong nelayan yang sedang mencari gurita dari desa Bokang,”tandasnya.

Bahkan, dirinya mengaku telah melaporkan peristiwa ini ke pihak Polsek Bobong dan sahabandar. namun sejauh ini juga belum ada langkah yang diambil. padahal kami berdua hanya meminta pertanggungjawaban dari pihak Kapal KM Sabuk Nusantara 78.”Awal kejadian telah dilaporkan dan kami juga sudah dua kali melaporkan di polsek dan Sahabandar, tetapi bulam ada langkahnya. saya hanya ingin pihak kapal menganti bodi dan mesin saja,”keluhnya.

(Jek/Redaksi)

Komentar